Faham Konstruktivisme

Faham Konstruktivisme

Pandangan Konstruktivisme Tentang Pembentukan Pengetahuan

Kontruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan hasil bentukan kognitif seseorang, hal ini sesuai dengan yang disampaikan Bruning (1995) bahwa : “ Knowledge is created, not simply acquired, and the engine that drive is the search for meaning” dan ini menegaskan bahwa konstruktivisme beredar dalam psikologi kognitif.

Melalui inderanya seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya untuk membangun pengetahuan. Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu struktur tersebut digunakan untuk menghadapi pengalaman-pengalaman atau persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konsepsi tersebut. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh seseorang adalah hasil pengontruksian orang itu sendiri. Hal ini berarti konstruktivisme menolak kemungkinan transfer pengetahuan dari orang lain, karena setiap orang membangun pengetahuannya sendiri.

Konstruktivisme Piaget dan Vigotsky

v Konstruksi Piaget

Untuk memahami teori Piaget perlu dimengerti beberapa istilah baku yang digunakan untuk menjelaskan proses seseorang dalam membangun pengetahuan.


Skema dan Skemata

Skema adalah struktur mental atau kognitif seseorang. Skema digunakan untuk memproses dan mengidentifikasikan rangsangan yang dating dari luar. Skemata adalah hasil kesimpulan atau bentukan mental, konstruksi, hipotesis, seperti : intelek, kreativitas, kemampuan dan naluri.


Asimilasi

Asimilasi adalah proses kognitif: dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan persepesi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.


Akomodasi

Jika dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasi dengan skema yang telah dimiliki, maka seseorang akan mengakomodasi, yaitu membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan baru atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan tersebut


Ekuilibrasi

Dalam perkembangan intelek seseorang terdapat proses ekuilibrium, yaitu pengeturan diri secara mekanis untuk menyeimbangkan proses asimilasi dan proses akomodasi. Disekuilibrium adalah keadaan tidak seimbang antara asimilasi dengan akomodasi. Ekuilibrasi adalah proses dari disekuilibrium ke ekuilibrium.


Teori Adaptasi Intelek

Piaget berpendapat bahwa mengerti adalah suatu proses daptasi intelektual. Melalui proses tersebut pengalaman-pengalaman dan ide-ide baru diinteraksikan dengan apa yang sudah diketahui seseorang yang sedang belajar untuk membentuk struktur pengertian baru. Piaget membedakan empat taraf perkembangan kognitif seseorang, yaitu : (1). Taraf sensori motor, (2). Praoperasional, (3). Taraf operasional kongkrit dan (4). Taraf operasional formal.

v Kontriktivisme Vigotsky

Menurut Vigotsky dalam Paul Suparno (1997) belajar merupakan suatu perkembangan pengertian. Dialog dan komunikasi verbal dengan orang- orang dewasa, atau orang yang lebih mengetahui akan mengembangkan pengertian tersebut, ini berarti di dalam belajar selain diperlukan keaktifan siswa sangat diperlukan lingkungan social. Dengan demikian inti konstruktivisme Vogotsky dalah integrasi antara aspek internal dengan eksternal serta penekanannya pada lingkungan social pelajar.

Konsep yang berpengaruh pada teori Vegotsky adalah konsep tentang “daerah perkembangan proksimal” (Zone of Proximal). Development diartikan sebagai ambang bats kesiapan intelektual siswa yang belajar. Sedangkan konsep lain adalah konsep “intruksional scaffolding” yaitu pada awal pembelajaran guru memberikan sejumlah bantuan kepada siswa, selanjutnya secara bertahap bantuan tersebut dikurangi dan memberikan siswa kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar sehingga pada akhirnya siswa dapat menyelesaikan masalah secara mandiri.



Mau Yang HOT HOT