Sebenarnya saya mau ngeshare yang satu ini agak mikir mikir dulu, takut ketangkep polisi. Tapi gak bakal lah insyaAllah, kan bukan tindakan yang melanggar hukum, hehe.
Bagi yang baru beli sepeda motor baru, kan biasanya mbuat plat palsu sementara nunggu yang asli jadi. Nah sebaiknya hati hati, kalo anda mbuat nomor tidak dengan pengetahuan yang satu ini, yakin dah pak polisi pasti tahu. Tapi gak papa asal gak ketemu polisi.
Misalnya aja kamu beli mobil APV baru, terus pasang plat palsu B 9024 HQ. Beberapa hari kemudian mobilmu hilang(naudzubillahi min dzalik, makanya hati hati) Terus lapor polisi kalo mobilmu baru dicuri orang. Pasti itu polisi bukannya mbantu kamu, malah bisa bisa kamu terjerat pasal karna ketahuan pasang plat palsu.
Rahasia dibalik plat nomor mobil dan mobil dikelompokkan sesuai jenisnya. Contoh untuk wilayah DKI Jakarta yang berplat "B" untuk sepeda motor menggunakan nomor awalan 3,4,5 dan 6 (sebagian karena kesalahan adm ada yang menggunakan angka 7) sedangkan mobil menggunakan nomor dengan awalan angka 1,2,7,8 dan 9. Pada kasus diatas "B 9024 HQ" mobil dengan awalan angka 9 adalah mobil angkut barang/pick up, jadi pak polisi-nya bisa langsung tahu kalau laporan tersbut adalah laporan palsu.
Nih tambahan sob kode kode wilayah seluruh Indonesia. Saya sendiri R, karena tinggal di purwokerto,banyumas.
BL = Seluruh Aceh, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, Barat, Kabupaten Nagan Raya, kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Bireuen, Kota Lhokseumawe, Kota Sabang, Kota Subulussalam, Kota Langsa, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Simeulue
BB = Sumatera Utara bagian Barat (pesisir Barat)
BK = Sumatera Utara bagian Timur (pesisir Timur)
BA = Sumatera Barat Kota Padang, Kota Pariaman, Kota Payakumbuh, Kota Padang Panjang, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Pesisir Selatan
BM = Riau
BP = Kepulauan Riau
BG = Sumatera Selatan
BN = Kepulauan Bangka Belitung
BE = Kota Bandar Lampung, Kota Metro, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten Mesuji, Kabupaten Lampung Barat
BD = Bengkulu
BH = Jambi
PULAU JAWAJABAR DAN SEKITARNYA
A = Banten: Kabupaten/Kota Serang, Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak, sebagian Kabupaten Tangerang
B = DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Tangerang, Kabupaten/Kota Bekasi(B-K**), Kota Depok
D = Kabupaten/Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat
E = eks Karesidenan Cirebon: Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan
F = eks Karesidenan Bogor: Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi
T = Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, sebagian Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang
Z = Kabupaten Garut, Kabupaten/Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar
G = eks Karesidenan Pekalongan: Kabupaten/Kota Pekalongan, Kabupaten/Kota Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Batang, Kabupaten Pemalang
JAWA TENGAH DAN SEKITARNYA
H = eks Karesidenan Semarang: Kabupaten/Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak
K = eks Karesidenan Pati: Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan, Kecamatan Cepu
R = eks Karesidenan Banyumas: Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara
AA = eks Karesidenan Kedu: Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo
AB = DI Yogyakarta: Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo
AD = eks Karesidenan Surakarta: Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo , Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Klaten
JATIM DAN SEKITARNYA
L = Kota Surabaya (kode nomor polisi L adalah satu-satunya kode nomor polisi yang hanya dimiliki oleh satu daerah setingkat kota/kab)
M = eks Karesidenan Madura: Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan
N = eks Karesidenan Malang: Kabupaten, Kabupaten/Kota Probolinggo Kabupaten/Kota Pasuruan, Kabupaten Lumajang, Kota Batu
P = eks Karesidenan Besuki: Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi
S = eks Karesidenan Bojonegoro: Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten/Kota Mojokerto, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Jombang
W = Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik
AE = eks Karesidenan Madiun: Kabupaten/Kota Madiun, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan
AG = eks Karesidenan Kediri: Kabupaten/Kota Kediri, Kabupaten/Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek
BALI DAN SEKITARNYA
DK = Bali
DR = NTB I (Pulau Lombok: Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah)
EA = NTB II (Pulau Sumbawa: Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, Kabupaten/Kota Bima)
DH = NTT I (Pulau Timor: Kabupaten/Kota Kupang, Kabupaten TTU, TTS, Kabupaten Rote Ndao)
EB = NTT II (Pulau Flores dan kepulauan: Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor)
ED = NTT III (Pulau Sumba: Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Timur)
PULAU KALIMANTAN
KB = Kalimantan Barat
DA = Kalimantan Selatan, dipakai di seluruh Kalimantan sebelum pembagian provinsi
KH = Kalimantan Tengah
KT = Kalimantan Timur
DB = Sulawesi Utara Daratan (Kota Manado, Kota Tomohon, Kota Bitung, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)
DL = Sulawesi Utara Kepulauan (Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Sitaro)
DM = Gorontalo
DN = Sulawesi Tengah
DT = Sulawesi Tenggara
DD = Sulawesi Selatan
DC = Sulawesi Barat
DE = Maluku
DG = Maluku Utara
PAPUA
DS = Papua dan Papua Barat Semoga bisa bermanfaat buat semua.
Terkadang menggunakan 3 digit, seperti B 123 AA. Nomor seperti ini memang disiapkan oleh Polda untuk bisa di beli oleh masyarakat yang punya duit lebih. Besaran harga sekitar Rp. 1 juta sampai Rp 5 juta, apalagi bila nomornya (lebih) unik, bisa dibaca akan lebih mahal tarifnya.
contoh : B 234 SG (baca: B 234 56), atau B 168 OS (baca : BIG BOS). Variasi lainnya seperti nomor ganda dan huruf ganda, seperti B 111 SS (baca : BIS) atau B 10 LA (baca : BIOLA)
Mau Yang HOT HOT