Jangan Jadi Penerus Kaum Jahiliyah
Bismillahir rahmanir rahim..........
Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin yang telah memilih bagi NabiNya Sahabat-sahabat yang mulia. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam, istri-istri Beliau, Keluarganya, para Sahabatnya dan ummat Beliau yang senantiasa meniti jalannya dengan baik hingga hari kiamat.
Yang dimaksud dengan jahiliyah adalah sesuatu yang dinisbatkan dengan kebodohan/tidak adanya ilmu, yaitu tidak adanya ilmu dari Rosul dan Kitab Suci. Secara khusus yang dimaksud dengan jaman jahiliyah adalah masa dimana sebelum diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Allah Subhana wa Ta’ala berfirman,
وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al Ahzab [33] : 33)
Maksud jahilyah yang dulu dalam ayat ini adalah sebelum diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam karena sebelum diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ilmu yang ada telah bercampur dengan kesesatan dan penyimpangan. Karena risalah Nabi yang sebelumnya telah tercampur baur dan rusak. Orang Yahudi pun telah mengubah syari’atnya dan mereka memasukkan banyak hal yang merupakan kekafiran dan kesesatan. Demikian juga Nasrani mereka mengubah Injil dari sebagaimana yang diturunkan ketika pada zaman Nabi Isa ‘Alaihissalam[1].
Salah satu perkara jahilyah yang masih membudaya di tengah-tengah kita berhujjah/berargumen dengan argument atas apa yang ada pada orang-orang sebelumnya tanpa melihat hal itu benar ataupun salah menurut Al Qura’an dan Hadits. Inilah kebiasaan Jahiliyah yang masih membudaya di sekitar kita walaupun telah berlalu masa Jahiliyah berabad-abad lalu.
Allah Subhana wa Ta’ala berfirman menceritakan kisah simbol kekafiran di muka bumi ini yaitu Fir’aun dan Rosul Ulul Azmi Musa ‘Alaihissalam,
قَالَ فَمَنْ رَبُّكُمَا يَا مُوسَى (49) قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى (50) قَالَ فَمَا بَالُ الْقُرُونِ الْأُولَى (51)
“Fir’aun bertanya, “Siapa Robb/Sesembahan kalian berdua wahai Musa?” Musa menjawab, “Robb/Sesembahan kami ialah (Robb/Sesembahan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk yang membedakan satu makhluk dan makhluk lainnya, kemudian memberinya petunjuk/naluri”. Fir’aun berargumen, “Maka bagaimana keadaan/menurut umat-umat terdahulu tentang Robb/Sesembahan kalian”[2]. (QS. Thoohaa [20] : 49-51)
Syaikh DR. Sholeh bin Fauzan Al Fauzan hafidzahullah mengatakan, “Fir’aun ingin berargumen dengan apa yang menjadi kepercayaan orang-orang yang telah mendahuluinya dalam kekafiran. Ini adalah agrumen yang salah/bathil dan beginilah argument orang jahiliyah. Ini jugalah yang dikatakan kaum Nuh ketika Nabi Nuh ‘Alaihissalam mendakwahkan untuk hanya menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala, Firman Allah ‘Azza wa Jalla,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلَا تَتَّقُونَ (23) فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا هَذَا إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُرِيدُ أَنْ يَتَفَضَّلَ عَلَيْكُمْ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَأَنْزَلَ مَلَائِكَةً مَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي آَبَائِنَا الْأَوَّلِينَ (24)
“Sungguh telah Kami utus Nuh kepada kaumnya, Nuh mengatakan, “Hai kaumku, sembahlah Allah semata, (karena) sekali-kali tidak ada sesembahan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?” Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti yaitu untuk Mengesakan Allah dalam peribadatan) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu”. (QS. Al Mukminun [23] : 23-24)
Mereka menolak apa yang didakwahkan Nabi Nuh ‘Alaihissalam dengan alasan/argumen bahwa hal itu tidak benar sebagaimana yang nenek moyang mereka (yang kafir) percaya sebagai sebuah kebenaran. Sedangkan yang didakwahkan Nabi Nuh ‘Alaihissalam adalah sebuah kebathilan karena menyelisihi apa yang ada pada nenek moyang mereka.
Sedangkan orang kafir Quroisy mengatakan sebagaimana yang Allah Subhana wa Ta’ala abadikan dalam Al Qur’an,
وَعَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ وَقَالَ الْكَافِرُونَ هَذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ (4) أَجَعَلَ الْآَلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ (5) وَانْطَلَقَ الْمَلَأُ مِنْهُمْ أَنِ امْشُوا وَاصْبِرُوا عَلَى آَلِهَتِكُمْ إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ يُرَادُ (6) مَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي الْمِلَّةِ الْآَخِرَةِ إِنْ هَذَا إِلَّا اخْتِلَاقٌ (7)
“Dan mereka (orang-orang kafir Quroisy) heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) dari kalangan mereka. Kemudian orang-orang kafir itu berkata, “Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta”. Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu menjadi Sesembahan Yang Satu saja ? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata), “Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) sesembahan-sesembahanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang tidak dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini (yaitu Agama Islam yang dibawa Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam yang telah mereka ubah-ubah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan. (QS. Shood [38] : 4-7)
Orang-orang kafir Quroisy menilai bahwa ajaran yang dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah sebuah kedustaan, mengapa ? Karena ajaran yang beliau bawa bertentangan dengan apa yang diajarkan orang-orang terdahulu mereka yaitu peribadatan kepada berhala dan tidak kembali ke ajaran nenek moyang mereka yaitu Nabi Ibrahim dan Ismai’l (yang merupakan ajaran tauhid) namun mereka malah kembali kepada ajaran orang-orang yang baru mendahului mereka yaitu bapak dan kakek-kakek mereka di Mekkah dari kalangan kafir Quroisy. Maka ini adalah jalan beragama kekafiran dan merupakan cara beragamanya kaum jahiliyah.
Padahal yang benar adalah mengembalikan dan meninjau kepada ajaran para rosul dan membandingkan apa yang diajarkan Rosul dan apa yang ada pada bapak dan kakek mereka. Dengan demikian jelaslah yang mana yang merupakan kebenaran dan kebathilan. Adapun menutup pintu pandangan dengan apa yang ada pada bapak dan kakek mereka dengan mengatakan “Cara beragama yang seperti ini tidak pernah ada dipraktekkan bapak kami” dan tidak mau menerima semua perkara yang menyelisihi apa yang diajarkan oleh bapak dan kakek maka yang demikian bukanlah cara beragamanya orang yang cerdas”[3].
Demikianlah sekilas tentang bagaimana cara berhujjah/berargumen orang-orang jahiliyah, mudah-mudahan kita tidak termasuk orang-orang yang masih mewarisi pandangan beragamanya orang jahiliyah, amin ya Allah, ya Robbul ‘Alamin.
—
[1] Lihat Syarh Masail Jahiliyah oleh Syaikh DR. Sholeh bin Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah hal. 8-9 terbitan Darul Bashiroh, Iskandariyah.
[2] Lihat Tafsir Jalalain Li Imamaini Al Jalilaini Muhammad bin Ahmad Al Mahalli dan Abdurrahman bin Abi Bakr As Suyuthi dengan ta’liq dari Syaikh Shofiyurrohman Al Mubarokfuri hafidzahullah hal. 325 cet. Darus Salam, Riyadh, KSA.
[3] Demikian yang disampaikan Syaikh DR. Sholeh bin Fauzan Al Fauzan dalam Syarh Masa’il Jahiliyah hal. 42-43 (secara ringkas) terbitan Darul Bashiroh, Iskandariyah.
—
Penulis : Ustadz Aditya Budiman bin Usman
Dipublikasikan Oleh Ustadz Abu Hasan
Artikel Muslim.Or.Id
Mau Yang HOT HOT
Home » Archives for Januari 2013
Mati Su'ul Khotimah
Mati Su'ul Khotimah
Bismillahir rahmanir rahim............
Setiap orang pasti menginginkan berada pada akhir kehidupan yang baik (husnul khotimah), bukan pada yang buruk (su’ul khotimah). Namun sudah sering kita saksikan ada beberapa orang yang mati dengan sangat tragis, sangat mengerikan yang mungkin kita belum pernah melihat sebelumnya. Su’ul khotimah inilah yang patut kita waspadai dan berusaha untuk tidak berada di ujung kehidupan semacam itu.
Saudaraku, perlu kiranya engkau tahu bahwa su’ul khotimah (mati dalam keadaan buruk) memiliki sebab yang seharusnya setiap orang menjauhinya. Sebab utama adalah karena berpaling dari agama Allah. Hal ini dapat berupa berpaling dari istiqomah, lemahnya iman, rusaknya i’tiqod (keyakinan), dan terus menerus dalam maksiat.
Beberapa Kisah Akhir Hidup yang Begitu Jelek
Ada suatu kisah yang menunjukkan seseorang yang terlalu sibuk dengan dunia sehingga lupa akan akhirat. Lihatlah bagaimanakah akhir hidupnya.
Ia seorang pedagang kain yang biasa menjual kain. Tatkala sakratul maut ia bukan menyebut kalimat yang mulia “laa ilaha illallah”, namun yang ia sebut adalah, “Ini kain baru, ini kain baru. Ini pas untukmu. Kain ini amat murah.” Akhirnya ia pun mati setelah mengucapkan kalimat semacam itu. Padahal kalimat terbaik yang diucapkan saat sakratul maut adalah kalimat laa ilaha illallah.
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
“Barang siapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)
Ada juga orang yang kesehariannya sibuk bermain catur. Ketika sakratul maut, ia diperintahkan untuk menyebut kalimat “laa ilaha illallah”. Namun apa yang ia katakan kala maut menjemput? Ia malah mengucapkan, “Skak!” Lalu ia pun menghembuskan nafasnya yang terakhir. Mati bukan menyebut kalimat tahlil, namun menyebut kata “skak”. Wallahul musta’an.
Ada pula orang yang kesehariannya biasa menegak arak (khomr). Ketika maut menjemput, ia ingin ditalqinkan (dituntun baca kalimat tahlil, laa ilaha illallah). Namun apa yang ia ucapkan? Ia malah berkata saat sakratul maut, “Mari tuangkan arak untukku, minumlah!” Lantas ia pun mati dalam keadaan seperti itu. Laa haula quwwata illa billah ‘aliyyil ‘azhim.[1]
Pengaruh Teman Bergaul yang Buruk Semasa Hidup
Ulama tabi’in, Mujahid rahimahullah berkata, “Barangsiapa mati, maka akan datang di hadapan dirinya orang yang satu majelis (setipe) dengannya. Jika ia biasa duduk di majelis orang yang selalu menghabiskan waktu dalam kesia-siaan, maka itulah yang akan menjadi teman dia tatkala sakratul maut. Sebaliknya jika di kehidupannya ia selalu duduk bersama ahli dzikir (yang senantiasa mengingat Allah), maka itulah yang menjadi teman yang akan menemaninya saat sakratul maut.”[2]
Bukti dari perkataan Mujahid di atas terdapat pada kisah Abu Tholib berikut ini.
لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الْوَفَاةُ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ ، وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِى أُمَيَّةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – لأَبِى طَالِبٍ « يَا عَمِّ ، قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ » . فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِى أُمَيَّةَ يَا أَبَا طَالِبٍ ، أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ ، وَيَعُودَانِ بِتِلْكَ الْمَقَالَةِ ، حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ هُوَ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ ، وَأَبَى أَنْ يَقُولَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
“Ketika menjelang wafatnya Abu Tholib, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatanginya dan ternyata sudah ada Abu Jahal bin Hisyam dan ‘Abdullah bin Abu Umayyah bin Al Mughirah. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, kepada Abu Tholib, “Wahai pamanku katakanlah laa ilaaha illallah, suatu kalimat yang dengannya aku akan menjadi saksi atasmu di sisi Allah”. Maka berkata, Abu Jahal dan ‘Abdullah bin Abu Umayyah, “Wahai Abu Thalib, apakah kamu akan meninggalkan agama ‘Abdul Muthalib?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menawarkan kalimat syahadat kepada Abu Tholib dan bersamaan itu pula kedua orang itu mengulang pertanyaannya yang berujung Abu Tholib pada akhir ucapannya tetap mengikuti agama ‘Abdul Muthalib dan enggan untuk mengucapkan laa ilaaha illallah.”(HR. Bukhari no. 1360 dan Muslim no. 24)
Akibat Maksiat dan Godaan Syaithon
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya dosa, maksiat dan syahwat adalah sebab yang dapat menggelincirkan manusia saat kematiaanya, ditambah lagi dengan godaan syaithon. Jika maksiat dan godaan syaithon terkumpul, ditambah lagi dengan lemahnya iman, maka sungguh amat mudah berada dalam su’ul khotimah (akhir hidup yang jelek).”[3]
Agar Selamat dari Su’ul Khotimah
Ibnu Katsir rahimahullah kembali melanjutkan penjelasannya:
“Su’ul khotimah (akhir hidup yang jelek)—semoga Allah melindungi kita darinya—tidaklah terjadi pada orang yang secara lahir dan batin itu baik dalam bermuamalah dengan Allah. Begitu pula tidak akan terjadi pada orang yang benar perkataan dan perbuatannya. Keadaan semacam ini tidak pernah didengar bahwa orangnya mati dalam keadaan su’ul khotimah sebagaimana kata ‘Abdul Haq Al Isybili. Su’ul khotimah akan mudah terjadi pada orang yang rusak batinnya dilihat dari i’tiqod (keyakinannya) dan rusak lahiriahnya yaitu pada amalnnya. Su’ul khotimah lebih mudah terjadi pada orang yang terus menerus dalam dosa besar dan lebih menyukai maksiat. Akhirnya ia terus menerus dalam keadaan berlumuran dosa semacam tadi sampai maut menjemput sebelum ia bertaubat.”[4]
Jika telah mengetahui hal ini dan tidak ingin kehidupan kita berakhir buruk sebagaimana kisah-kisah yang telah kami utarakan di atas, maka sudah sepantasnya kita menyegerakan taubat terhadap semua dosa yang kita perbuat, baik itu dosa kesyirikan, bid’ah, dosa besar dan maksiat. Begitu pula segeralah kita kembali taat pada Allah dengan mengawali segalanya dengan ilmu. Kita tidak tahu kapan nyawa kita diambil. Entah besok, entah lusa, entah minggu depan, boleh jadi lebih cepat dari yang kita kira. Yang tua dan muda sama saja, tidak ada yang tahu bahwa ia akan berumur panjang. Selagi masih diberi kesempatan, selagi masih diberi nafas, teruslah bertaubat dan kembali taat pada-Nya. Lakukan kewajiban, sempurnakan dengan amalan sunnah. Jauhi maksiat dan berbagai hal yang makruh. Jangan sia-siakan waktu, teruslah isi dengan kebaikan.
Moga Allah mematikan kita dalam keadaan husnul khotimah dan menjauhkan kita dari akhir hidup yang jelek, su’ul khotimah. Amin Yaa Mujibas Saailin.
Penulis : Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
Dipublikasikan Oleh Ustadz Abu Hasan
Artikel www.muslim.or.id
[1] Kisah-kisah ini kami peroleh dari risalah mungil yang berjudul ‘Alamaatu Husnul Khotimah wa Su’uha, terbitan Darul Qosim.
[2] Tadzkiroh, Al Qurthubi, Asy Syamilah, 1/38
[3] Al Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir, 9/184 (sesuai standar).
[4] Idem.
Mau Yang HOT HOT
Bismillahir rahmanir rahim............
Setiap orang pasti menginginkan berada pada akhir kehidupan yang baik (husnul khotimah), bukan pada yang buruk (su’ul khotimah). Namun sudah sering kita saksikan ada beberapa orang yang mati dengan sangat tragis, sangat mengerikan yang mungkin kita belum pernah melihat sebelumnya. Su’ul khotimah inilah yang patut kita waspadai dan berusaha untuk tidak berada di ujung kehidupan semacam itu.
Saudaraku, perlu kiranya engkau tahu bahwa su’ul khotimah (mati dalam keadaan buruk) memiliki sebab yang seharusnya setiap orang menjauhinya. Sebab utama adalah karena berpaling dari agama Allah. Hal ini dapat berupa berpaling dari istiqomah, lemahnya iman, rusaknya i’tiqod (keyakinan), dan terus menerus dalam maksiat.
Beberapa Kisah Akhir Hidup yang Begitu Jelek
Ada suatu kisah yang menunjukkan seseorang yang terlalu sibuk dengan dunia sehingga lupa akan akhirat. Lihatlah bagaimanakah akhir hidupnya.
Ia seorang pedagang kain yang biasa menjual kain. Tatkala sakratul maut ia bukan menyebut kalimat yang mulia “laa ilaha illallah”, namun yang ia sebut adalah, “Ini kain baru, ini kain baru. Ini pas untukmu. Kain ini amat murah.” Akhirnya ia pun mati setelah mengucapkan kalimat semacam itu. Padahal kalimat terbaik yang diucapkan saat sakratul maut adalah kalimat laa ilaha illallah.
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
“Barang siapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)
Ada juga orang yang kesehariannya sibuk bermain catur. Ketika sakratul maut, ia diperintahkan untuk menyebut kalimat “laa ilaha illallah”. Namun apa yang ia katakan kala maut menjemput? Ia malah mengucapkan, “Skak!” Lalu ia pun menghembuskan nafasnya yang terakhir. Mati bukan menyebut kalimat tahlil, namun menyebut kata “skak”. Wallahul musta’an.
Ada pula orang yang kesehariannya biasa menegak arak (khomr). Ketika maut menjemput, ia ingin ditalqinkan (dituntun baca kalimat tahlil, laa ilaha illallah). Namun apa yang ia ucapkan? Ia malah berkata saat sakratul maut, “Mari tuangkan arak untukku, minumlah!” Lantas ia pun mati dalam keadaan seperti itu. Laa haula quwwata illa billah ‘aliyyil ‘azhim.[1]
Pengaruh Teman Bergaul yang Buruk Semasa Hidup
Ulama tabi’in, Mujahid rahimahullah berkata, “Barangsiapa mati, maka akan datang di hadapan dirinya orang yang satu majelis (setipe) dengannya. Jika ia biasa duduk di majelis orang yang selalu menghabiskan waktu dalam kesia-siaan, maka itulah yang akan menjadi teman dia tatkala sakratul maut. Sebaliknya jika di kehidupannya ia selalu duduk bersama ahli dzikir (yang senantiasa mengingat Allah), maka itulah yang menjadi teman yang akan menemaninya saat sakratul maut.”[2]
Bukti dari perkataan Mujahid di atas terdapat pada kisah Abu Tholib berikut ini.
لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الْوَفَاةُ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ ، وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِى أُمَيَّةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – لأَبِى طَالِبٍ « يَا عَمِّ ، قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ » . فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِى أُمَيَّةَ يَا أَبَا طَالِبٍ ، أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ ، وَيَعُودَانِ بِتِلْكَ الْمَقَالَةِ ، حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ هُوَ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ ، وَأَبَى أَنْ يَقُولَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
“Ketika menjelang wafatnya Abu Tholib, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatanginya dan ternyata sudah ada Abu Jahal bin Hisyam dan ‘Abdullah bin Abu Umayyah bin Al Mughirah. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, kepada Abu Tholib, “Wahai pamanku katakanlah laa ilaaha illallah, suatu kalimat yang dengannya aku akan menjadi saksi atasmu di sisi Allah”. Maka berkata, Abu Jahal dan ‘Abdullah bin Abu Umayyah, “Wahai Abu Thalib, apakah kamu akan meninggalkan agama ‘Abdul Muthalib?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menawarkan kalimat syahadat kepada Abu Tholib dan bersamaan itu pula kedua orang itu mengulang pertanyaannya yang berujung Abu Tholib pada akhir ucapannya tetap mengikuti agama ‘Abdul Muthalib dan enggan untuk mengucapkan laa ilaaha illallah.”(HR. Bukhari no. 1360 dan Muslim no. 24)
Akibat Maksiat dan Godaan Syaithon
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya dosa, maksiat dan syahwat adalah sebab yang dapat menggelincirkan manusia saat kematiaanya, ditambah lagi dengan godaan syaithon. Jika maksiat dan godaan syaithon terkumpul, ditambah lagi dengan lemahnya iman, maka sungguh amat mudah berada dalam su’ul khotimah (akhir hidup yang jelek).”[3]
Agar Selamat dari Su’ul Khotimah
Ibnu Katsir rahimahullah kembali melanjutkan penjelasannya:
“Su’ul khotimah (akhir hidup yang jelek)—semoga Allah melindungi kita darinya—tidaklah terjadi pada orang yang secara lahir dan batin itu baik dalam bermuamalah dengan Allah. Begitu pula tidak akan terjadi pada orang yang benar perkataan dan perbuatannya. Keadaan semacam ini tidak pernah didengar bahwa orangnya mati dalam keadaan su’ul khotimah sebagaimana kata ‘Abdul Haq Al Isybili. Su’ul khotimah akan mudah terjadi pada orang yang rusak batinnya dilihat dari i’tiqod (keyakinannya) dan rusak lahiriahnya yaitu pada amalnnya. Su’ul khotimah lebih mudah terjadi pada orang yang terus menerus dalam dosa besar dan lebih menyukai maksiat. Akhirnya ia terus menerus dalam keadaan berlumuran dosa semacam tadi sampai maut menjemput sebelum ia bertaubat.”[4]
Jika telah mengetahui hal ini dan tidak ingin kehidupan kita berakhir buruk sebagaimana kisah-kisah yang telah kami utarakan di atas, maka sudah sepantasnya kita menyegerakan taubat terhadap semua dosa yang kita perbuat, baik itu dosa kesyirikan, bid’ah, dosa besar dan maksiat. Begitu pula segeralah kita kembali taat pada Allah dengan mengawali segalanya dengan ilmu. Kita tidak tahu kapan nyawa kita diambil. Entah besok, entah lusa, entah minggu depan, boleh jadi lebih cepat dari yang kita kira. Yang tua dan muda sama saja, tidak ada yang tahu bahwa ia akan berumur panjang. Selagi masih diberi kesempatan, selagi masih diberi nafas, teruslah bertaubat dan kembali taat pada-Nya. Lakukan kewajiban, sempurnakan dengan amalan sunnah. Jauhi maksiat dan berbagai hal yang makruh. Jangan sia-siakan waktu, teruslah isi dengan kebaikan.
Moga Allah mematikan kita dalam keadaan husnul khotimah dan menjauhkan kita dari akhir hidup yang jelek, su’ul khotimah. Amin Yaa Mujibas Saailin.
Penulis : Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
Dipublikasikan Oleh Ustadz Abu Hasan
Artikel www.muslim.or.id
[1] Kisah-kisah ini kami peroleh dari risalah mungil yang berjudul ‘Alamaatu Husnul Khotimah wa Su’uha, terbitan Darul Qosim.
[2] Tadzkiroh, Al Qurthubi, Asy Syamilah, 1/38
[3] Al Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir, 9/184 (sesuai standar).
[4] Idem.
Mau Yang HOT HOT
Sikap dan Tindakan nabi terhadap non-muslim yang patut diteladani
Kata pengantar
NABI ISA SENDIRI MELARANG MENYEBAR AJARANYA DI ASIA.
Kisah para rasul 16:4-6 =
(4) Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. (5) Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya. (6) Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. (7)Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka
“Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Injil Matius 15:24
Pada AL-QURAN
surat Al-Maidah ayat 73 :
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
Surat Ali ‘Imran Ayat 78 :
Dan Sesungguhnya, diantara mereka itu terdapat segolongan yang mengubah isi Al-Kitab (Taurat dan Injil) dengan lidah mereka (ketika membaca), agar kamu mengira bahwa itu benar berasal dari Al-Kitab, padahal tidaklah berasal dari Al-Kitab, dan mereka berkata, “Ini dari Allah!” Dan tidaklah itu dari Allah. Mereka mengatakan kebohongan terhadap Allah, sedangkan mereka mengetahui.
QS Al maidah 5:116.
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah
kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang
tuhan selain Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku
pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada
diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib."
QS Al maidah 5:117.
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau
perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku
dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku
berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah
yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala
sesuatu.
QS Al maidah 5:118.
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-
hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Sikap dan Tindakan nabi terhadap non-muslim yang patut diteladani
Akhir akhir ini di Indonesia, (bukan hanya di Indonesia saja sebenarnya) kembali dikejutkan aksi bom bunuh diri. Terbaru adalah pada Ahad, 25 September lalu, di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kapunton, Solo, Jawa Tengah. Sebagai umat Islam, kita miris melihat kondisi ini. Perdamaian yang tumbuh subur di negeri Muslim ini kembali tercabik oleh aksi bom bunuh diri. Terlebih aksi bom bunuh diri selalu mengaitkan dengan ajaran islam.
Sungguh aneh. Padahal, perdamaian merupakan salah satu ajaran pokok dalam Islam. Perintah untuk selalu berdamai tidak hanya terdapat pada ayat-ayat Alquran tetapi juga dicontohkan langsung dalam kehidupan Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat dikenal dengan kepribadian dan budi pekertinya yang baik. Banyak perjanjian yang dibuat RasulullahSAW bertujuan untuk menghindari konflik dan berupaya membangun perdamaian. Mulai dari perjanjian Hudaibiyah, piagam Madinah, perjanjian dengan delegasi Najran, dan masih banyak lagi.
Dalam hubungan dengan kalangan non-Muslim, Rasulullah menuliskannya dalam 'Piagam Anugerah' yang kini tersimpan di Gereja St Catherine's Monastery, Bukit Sinai, Mesir. Surat itu diberikan kepada seorang delegasi Kristen yang mengunjungi Nabi SAW pada 628 Masehi di Madinah.
"Ini adalah pesan dari Muhammad bin Abdullah, sebagai perjanjian bagi siapa pun yang menganut kekristenan, jauh dan dekat, bahwa kami mendukung mereka. Sesungguhnya saya, para pelayan, para penolong, dan para pengikut saya membela mereka, karena orang-orang Kristen adalah penduduk saya; dan karena Allah! Saya bertahan melawan apa pun yang tidak menyenangkan mereka.
Tidak ada paksaan yang dapat dikenakan pada mereka. Sekalipun oleh para hakim mereka, maka akan dikeluarkan dari pekerjaan mereka maupun dari para biarawan-biarawan mereka, dari biara mereka. Tidak ada yang boleh menghancurkan rumah ibadah mereka, atau merusaknya, atau membawa apa pun daripadanya ke rumah-rumah umat Islam.
Jika ada yang memgambil hal-hal tersebut maka ia akan merusak perjanjian Allah dan tidak menaati Rasul-Nya. Sesungguhnya, mereka adalah sekutu saya dan mendapatkan piagam keamanan melawan apa pun yang mereka benci.
Tidak ada yang memaksa mereka untuk bepergian atau mengharuskan mereka untuk berperang. Umat Islam wajib bertempur untuk mereka. Jika ada perempuan Kristen menikahi pria Muslim, hal ini tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan perempuan itu. Dia tidak dapat dilarang untuk mengunjungi gerejanya untuk berdoa.
Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dilarang memperbaiki dan menjaga perjanjian-perjanjian sakral mereka. Tidak ada dari antara bangsa (Muslim) yang boleh tidak mematuhi perjanjian ini hingga Hari Akhir."
Karena itu, sudah sepantasnya kita hidup berdampingan dan saling menghormati antarsesama anggota masyarakat guna memperkuat tali persaudaraan sesama anak bangsa, agar terwujud masyarakat yang ideal, yakni aman, makmur, dan sentosa. Inilah masyarakat yang didambakan, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negara yang baik dan senantiasa mendapat ampunan dari Allah SWT).
Dimuat di Republika edisi cetak dengan judul Menebar Nilai Perdamaian
Keadilan Rasul terhadap Nonmuslim
Dalam Al Qur'an, Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk berlaku adil. "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran..." (QS An-Nisaa':135)
Dengan aturan yang beliau terapkan pada umat Islam, keadilan dan toleransinya terhadap orang-orang yang berbeda agama, bahasa, ras, suku, dan sikap beliau yang tidak membedakan antara kaya dan miskin namun memperlakukan semua orang sama. Rasulullah Saw adalah teladan terbaik bagi seluruh umat manusia.
Dalam sebuah ayat Al-Qur'an Allah berfirman kepada Rasulullah, "Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka, maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikit pun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil." (QS Al-Ma'idah :42)
Nabi Saw mematuhi perintah Allah, bahkan terhadap orang yang keras kepala macam mereka (Yahudi), dan beliau tidak pernah membuat konsesi dalam menegakkan keadilan. Beliau menjadi teladan sepanjang masa dengan kata-kata, "Tuhanku menyuruh menjalankan (menegakkan) keadilan." (QS Al-A'raf: 29)
Sejumlah insiden membuktikan keadilan Nabi. Beliau hidup di tempat mana orang-orang yang berbeda agama, bahasa, ras, dan suku hidup berdampingan. Sangat sulit bagi mereka untuk hidup bersama dalam damai dan harmoni serta mengawasi mereka yang berusaha menyebarkan perpecahan. Satu kelompok bisa menjadi agresif dan bahkan menyerang kelompok lain melalui kata-kata atau perbuatan. Namun, keadilan Nabi Saw adalah sumber perdamaian dan keamanan bagi komunitas lain, sama seperti yang berlaku bagi umat Islam.
Selama masa Nabi Muhammad Saw, kaum Kristen, Yahudi, dan orang-orang kafir semua diperlakukan sama. Rasulullah berpegang pada ayat, "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)," (QS Al-Baqarah: 256), dan menjelaskan agama yang benar untuk semua orang, namun membebaskan mereka untuk membuat menetapkan pilihan sendiri.
Sikap mulia Nabi Saw secara total selaras dengan moralitas Al-Qur'an, hendaknya dijadikan teladan dalam memperlakukan penganut agama-agama yang berbeda. Keadilan Nabi memberikan pemahaman kepada orang-orang dari ras yang berbeda. Dalam khutbah-khutbahnya, beliau kerap menyatakan bahwa keunggulan tidak terletak pada ras, tetapi dalam kesalehan. Sebagaimana Allah menyatakan dalam Al-Qur'an, "...Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu..." (QS Al-Hujuraat: 13)
Dua hadits menegaskan prinsip keadilan beliau: "Kamu adalah anak-anak Adam, dan Adam berasal dari debu. Hendaknya orang-orang berhenti membangga-banggakan nenek moyang mereka "(HR Abu Dawud).
"Sesungguhnya nasab-nasabmu ini bukan menjadi sebab kamu boleh mencaci kepada seseorang; kamu semua adalah anak-cucu Adam... Tidak ada seorangpun yang melebihi orang lain, melainkan karena agama dan takwanya..." (HR Ahmad)
Dalam Khutbah Wada' (khutbah perpisahan) Rasulullah menegaskan beberapa prinsip, "Hai ummat manusia! Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah satu. Ingatlah! Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang lain Arab; tidak pula ada kelebihan bagi orang selain Arab atas orang Arab; tidak juga ada kelebihan orang yang berkulit merah atas orang kulit hitam; dan tidak pula orang kulit hitam atas orang kulit merah, melainkan lantaran takwa. Sebab sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah yang paling bertakwa kepada Allah." (HR Baihaqi)
Perjanjian yang dibuat dengan orang-orang Kristen Najran di selatan Semenanjung Arab adalah contoh teladan lain keadilan Nabi Saw. Salah satu pasal dalam perjanjian itu berbunyi, "Kehidupan masyarakat Najran dan sekitarnya, agama mereka, tanah mereka, harta, ternak, dan orang-orang mereka yang hadir atau tidak, rasul mereka dan tempat-tempat ibadah mereka berada di bawah perlindungan Allah dan perwalian Nabi-Nya (Muhammad)."
Piagam Madinah, ditandatangani oleh para imigran Muslim dari Makkah, penduduk asli Madinah, dan kaum Yahudi Madinah adalah contoh lain pentingnya keadilan Rasulullah. Sebagai hasil konstitusi, yang menetapkan keadilan antara masyarakat dengan keyakinan berbeda dan memastikan perlindungan dari berbagai kepentingan mereka, dan mengakhiri permusuhan yang terjadi selama bertahun-tahun. Salah satu keistimewaan yang paling luar biasa dari perjanjian ini adalah dikokohkannya kebebasan beragama.
Salah satu pasal Piagam Madinah menyebutkan, "Orang-orang Yahudi Bani `Auf merupakan satu bangsa dengan umat Islam. Orang Yahudi memiliki agama mereka dan Muslim memiliki mereka."
Pasal 16 dari perjanjian tersebut berbunyi, "Orang Yahudi yang mengikuti kami dipastikan berhak atas dukungan kami dan persamaan hak yang sama seperti salah satu dari kami. Ia tidak akan dirugikan atau musuhnya tidak akan dibantu."
Para sahabat Rasulullah tetap berpegang pada Piagam Madinah tersebut, bahkan setelah beliau wafat. Dan mereka bahkan menerapkannya dengan orang-orang Barbar, Buddha, Brahmana, dan orang-orang dari keyakinan lain.
Salah satu alasan utama mengapa zaman keemasan Islam merupakan salah satu masa yang dinaungi perdamaian dan keamanan adalah sikap Nabi yang adil, dan itu merupakan cerminan moralitas Al-Qur'an.
Oleh sebab itu, satu-satunya solusi untuk menghentikan pertempuran dan konflik yang terjadi di seluruh dunia adalah dengan mengadopsi moralitas Al-Qur'an. Sebagaimana Rasulullah Saw, beliau tidak pernah menghindar dari jalan keadilan, dan beliau tidak pernah membeda-bedakan manusia berdasarkan agama, bahasa, atau ras.
Mau Yang HOT HOT
10 Robot tercanggih dunia zamannya yang fenomenal
10 Robot tercanggih dunia pada zamannya yang fenomenal
1. Asimo
Asimo berwujud seperti astronot dengan tinggi dan berat 130 cm/54 kg. Asimo yang diciptakan oleh Honda Motor Co ini memiliki kemampuan untuk berjalan dan bahkan lari. Robot yang memiliki sumber daya dari baterai ion ini mampu dikontrol dengan komputer nirkabel serta menerima perintah suara. Tak seperti robot lainya yang memiliki gerakan kaku, gerakan asimo lebih Halus sehingga mampu difungsikan untuk beragam pekerjaan.
2. T-52 ENRYU
Sebuah robot bertinggi 3,3 meter yang diciptakan Jepang untuk keperluan penyelamatan. ENRYU yang berarti naga diciptakan pertama kali pada tahun 2004 untuk mendampingi proses evakuasi korban gempa dan bencana yang terjadi di Jepang. Robot ini memiliki lengan yang mampu mengangkat 500 kg benda. Pada tahun 2007, diciptakan versi yang lebih baru dari robot ini, disebut T-53, untuk misi penyelamatan korban gempa di Nigata, Jepang.
3. Roomba
Robot yang diproduksi oleh iROBOT ini mampu mebersihkan rumah tanpa diperintah. Dijual dengan harga 200-500 dollar AS, robot yang diperkirakan telah dipakai oleh 2 juta rumah di dunia ini mampu membersihkan perabot rumah, lantai, tangga, dan karpet. Setiap menyentuh barang yang terbuat dari bahan berbeda, robot ini akan menyesuaikannya sehingga proses pembersihan tak merusak barang. iROBOT sendiri didirikan oleh sekolmpok orang yang menamakan dirinya "geeks" dari Massachusets Institute of Technology (MIT).
4. Spirit dan Opportunity
Spirit dan Opportunity sebenarnya adalah proyek NASA untuk mengeksplorasi tanda-tanda keberadaan air dan kehidupan di Mars pada masa lalu. Setiap harinya, robot kembar ini menerima satu set instruksi yang berbeda. Telah menempuh jarak yang sangat jauh, hingga kini Spirit dan Opprtunity berhasil mengirimkan 132.000 gambar yang mampu meyakinkan para ilmuwan tentang adanya air di planet Mars.
5. Da Vinci Surgical System
Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1999, robot ini telah mengubah wajah ruang operasi di banyak belahan dunia. Da Vinci Surgical system dan Teknologi EndoWrist telah membuat banyak dokter bedah yang semula harus berdiri di depan pasien untuk mengoperasi menjadi duduk di kursi nyaman dan hanya bekerja mengendalikan si robot. Robot ini dilengkapi dengan instrumen mikro, mampu menirukan gerakan tangan dan mengoperasi dengan lebih cermat, bahkan bisa untuk melaklukan operasi kanker.
6. Audio Animatronics
Jenis robot ini diproduksi pertama kali pada tahun 1963 dalam bentuk burung di Disneyland's Enchanted Tiki Room. Tahun selanjutnya, jenis robot ini juga dipamerkan di New York world's fair. Robot yang disebut terakhir ini mampu memesona pengunjung dengan membuat 57 jenis gerakan.
7 Unimate
Diciptakan pada tahun 1961 oleh General Motor untuk memudahkan beberapa pekerjaan pabrik. Dua pembuat robot yang beratnya mencapai 1800 kg ini terinspirasi oleh salah satu film sains fiksi pada waktu itu. Penciptaan robot ini memicu debut pembuatan PUMA (Programmable Universal Machine for Assembly) pada tahun 1978 yang merupakan peralatan robot standard yang digunakan di industri saat ini.
8. Elektro dan Sparko-nya
Elektro adalah robot raksasa yang memesona publik di New York World's Fair pada tahun 1939. Robot ini memiliki tinggi sekitar 7 kaki atau 2.1 meter serta mampu berjalan, berbicara, menjawab pertanyaan dan bahkan merokok, kebiasaan yang sangat modis pada waktu itu. Tentunya ada keterbatasannya, yaitu hanya mampu mengenali 700 kata. Elektro punya teman seekor anjing yang juga robot, mampu menggonggong, meminta makanan dan mengibaskanya ekor, pastinya dengan perintah tertentu.
9. Maillardet's Automaton
Robot yang bisa menulis dan menggambar gambaran yang cukup kompleks, itulah Maillardet's Automaton. Dipamerkan di Institut Franklin di Philadelphia, robot ini dibuat oleh mekanik dan pembuat jam dari Swiss bernama Henri Maillardet pada awal 1800-an. Robot ini mampu menuliskan puisi dalam dua bahasa dan menggambar gambaran yang cukup kompleks. Pastinya, puisi dan gambaran yang bisa dilakukan adalah yang sudah tersimpan dalam memori yang disisipkan.
10.Digesting Duck atau Bebek Pencerna
Robot ini ditemukan oleh Jacques de Vaucanson yang berkewarganegaraan Perancis pada tahun 1739. Robot ini mampu memesona orang-orang pada waktu itu dengan kemampuannnya menirukan perilaku bebek. Ia dapat makan, minum, mencerna makanan dan buang air besar seperti layaknya bebek riil. Meski ada beberapa kepalsuan seperti makanan yang masuk sebenarnya hanya didorong ke bagian tertentu dalam robot sehingga kotoran palsu bisa keluar ke bagian lain, pembuatan robot ini tetap mempunyai efek yang besar. Si Bebek pencerna ternyata mendorong revolusi industri tenun dengan penemuan alat tenun otomatis.
Mau Yang HOT HOT
10 Ular terbesar di dunia
10 Ular terbesar di dunia
Ular merupakan salah satu jenis hewan melata yang banyak kita temui di rawa - rawa dan hutan. Namun seiring dengan semakin sempitnya area hidup mereka, kita juga bisa menemukan banyak ular yang masuk ke area pemukiman penduduk. Beberapa diantaranya merupakan jenis dari 10 ular terbesar di dunia. Ukuran diameter dan panjang tubuh ular tersebut lah yang digunakan sebagai tolok ukur apakah jenis ular tersebut masuk ke dalam kategori 10 ular terbesar di dunia.
Berikut ini adalah daftar 10 ular terbesar di dunia:
6. BOA CONSTRICTOR (PANJANG TUBUH 4,9 METER ; DIAMETER TUBUH 16 INCH)
7. BUSHMASTER (PANJANG TUBUH: 3,7 METER ; DIAMETER TUBUH 12 INCH)
Mau Yang HOT HOT
Ular merupakan salah satu jenis hewan melata yang banyak kita temui di rawa - rawa dan hutan. Namun seiring dengan semakin sempitnya area hidup mereka, kita juga bisa menemukan banyak ular yang masuk ke area pemukiman penduduk. Beberapa diantaranya merupakan jenis dari 10 ular terbesar di dunia. Ukuran diameter dan panjang tubuh ular tersebut lah yang digunakan sebagai tolok ukur apakah jenis ular tersebut masuk ke dalam kategori 10 ular terbesar di dunia.
Berikut ini adalah daftar 10 ular terbesar di dunia:
1. Green anaconda (PANJANG TUBUH: 10,7 METER ; DIAMETER TUBUH: 28 INCH)
2. RETICULATED PHYTON (PANJANG TUBUH: 8,5 METER ; DIAMETER TUBUH: 35 INCH)
3. INDIAN PHYTON (PANJANG TUBUH: 7,6 METER ; DIAMETER TUBUH: 25 INCH)
4. DIAMOND PHYTON (PANJANG TUBUH: 6,4 METER ; DIAMETER TUBUH 21 INCH)8. GIANT BROWN SNAKE (PANJANG TUBUH 3,4 METER ; DIAMETER TUBUH 11 INCH)
9. DIAMOND BACK RATTLE SNAKE (PANJANG TUBUH 2,7 METER ; DIAMETER TUBUH: 9 INCH)
10. INDIGO SNAKE (PANJANG TUBUH: 2,4 METER ; DIAMETER TUBUH: 8 INCH)
Mau Yang HOT HOT
Kumpulan doa sehari hari
Kumpulan doa sehari hari1. Do'a Ketika Akan Tidur
بِاسْمِكَ اللّهُمَّ اَحْيَا وَبِاسْمِكَ اَمُوْتُ
BISMIKALLAHUMMA AHYA WA BISMIKA AMUUT
" Ya Allah dengan menyebut namaMu aku hidup dan dengan menyebut namaMu aku mati "
2. Do'a Ketika Bangun Tidur
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اَحْيَانَا بَعْدَ مَا اَمَاتَنَا وَ اِلَيْهِ النُّشُوْرُ
ALHAMDULILLAHIL LADZII AHYAANAA BA'DA MAA AMAATANAA WA ILAIHIN NUSHUUR
" Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan dan kepadaNya kami akan kembali "
3. Do'a Ketika Masuk Kamar Mandi (WC)
اَللّهُمَّ اِنىِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَ الْخَبَائِثِ
ALLAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHOBAAITSI
" Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari setan jantan dan setan betina "
4. Do'a Ketika Keluar Kamar Mandi (WC)
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اَذْهَبَ عَنِّى اْلاَذى وَعَافَنِى
ALHAMDULILLAHIL LADZII ADZHABA ANNIL ADZA WA 'AAFANII
" Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dan telah membuatku sehat "
5. Do'a Ketika Masuk Masjid
اَللّهُمَّ افْتَحْ لِى اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
ALLAHUMMAF TAHLII IBWAABA ROHMATIKA
" Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmatMu "
6. Do'a Ketika Keluar Masjid
اَللّهُمَّ اِنىِّ اَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
ALLAHUMMA INNII AS ALUKA MIN FADLLIKA
" Ya Allah sesungguhnya aku mohon anugerahMu "
7. Do'a Ketika Mengenakan Pakaian
اَللّهُمَّ اِنىِّ اَسْـأَلُكَ مِنْ خَيْرِهِ وَخَيْرِمَا هُوَ لَهُ وَ اَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّمَا هُوَ لَهُ
ALLAHUMMA INNII AS'ALUKA MIN KHAIRIHI WA KHAIRIMAA HUWA LAHU, WA A'UUDZU BIKA MIN SYARRIHII WA SYARRI MAA HUWA LAHU
" Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu dari kebaikan pakaian ini dan kebaikan sesuatu yang ada padanya. Dan aku berlindung kepadaMu dari keburukan pakaian ini dan keburukan sesuatu yang ada padanya "
8. Do'a Ketika Melepas Pakaian
بِسْمِ اللهِ الَّذِى َلااِلهَ اِلاَّ هُوَ
BISMILLAHIL LADZII LAA ILAAHA ILLA HUWA
"Dengan nama Allah yang tiada Tuhan selain Dia "
9. Do'a Ketika Bercermin
اَلْحَمْدُ ِللهِ، اَللّهُمَّ كَمَا حَسَنْتَ خَلْقِى فَحَسِّنْ خُلُقِى
ALHAMDULILLAH, ALLAHUMMA KAMAA HASANTA KHALQII FAHASSIN KHULUQII
" Segala Puji Bagi Allah, Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah memperindah tubuhku maka perindahkanlah pula akhlaqku "
10. Do'a Ketika Menyisir Rambut
اَللّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِى وَبَشَرِى عَلىَ النَّارِ
ALLAHUMMA HARRIM SYA'RII WA BASYARII 'ALAN NAAR
" Ya Allah, halangilah rambut dan kulitku dari api neraka "
11. Do'a Sebelum Makan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْـتَنَا وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
BISMILLAHIR RAHMAANIR RAHIIM
ALLAHUMMA BAARIK LANAA FIIMAA RAZAQTANAA WA QINAA 'ADZAABAN NAAR
" Ya Allah berkahilah kami dalam rizki yang telah Engkau berikan kepada kami, dan periharalah kami dari siksa api neraka "
12. Bacaan Lupa Baca Do'a Makan
بِسْمِ اللهِ اَوَّلُهُ وَ اخِرُهُ
BISMILLAHI AWWALUHU WA AAKHIRUHU
" Dengan Menyebut nama Allah dari permulaan hingga penghabisannya "
13. Do'a Setelah Makan
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ
ALHAMDULILLAHIL LADZII ATH'AMANAA WA SAQAANA WA JA'ALANA MUSLIMIIN
" Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami seorang muslim "
14. Do'a Akan Keluar Rumah
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ
BISMILLAHI TAWAKKALTU 'ALALLAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAH
" Dengan menyebut nama Allah, aku berserah diri kepada Allah. Dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah semata "
15. Do'a Akan Masuk Rumah
بِسْمِ اللهِ وَلَجْناَ وَ بِسْمِ اللهِ خَرَجْناَ وَعَلَى رَبِّنـَا تَوَكَّلْناَ
BISMILLAHI WALAJNA WA BISMILLAHI KHARAJNA WA 'ALAA RABBINA TAWAKKALNA
" Dengan menyebut nama Allah aku masuk rumah, dengan nama Allah pula aku keluar dan kepada Allah pula aku berserah diri "
16. Do'a Ketika Bersin
Orang Yang Bersin
اَلْحَمْدُ ِللهِ
ALHAMDULILLAH
" Segala puji bagi Allah "
Orang Yang Mendengar
يَرْحَمُكَ الله ُ
YARHAMUKALLAH
" Semoga Allah Merahmatimu "
Orang Yang Bersin Menjawab
يَهْدِيْكُمُ الله ُ
YAHDIIKUMULLAH
" Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu "
Mau Yang HOT HOT
بِاسْمِكَ اللّهُمَّ اَحْيَا وَبِاسْمِكَ اَمُوْتُ
BISMIKALLAHUMMA AHYA WA BISMIKA AMUUT
" Ya Allah dengan menyebut namaMu aku hidup dan dengan menyebut namaMu aku mati "
2. Do'a Ketika Bangun Tidur
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اَحْيَانَا بَعْدَ مَا اَمَاتَنَا وَ اِلَيْهِ النُّشُوْرُ
ALHAMDULILLAHIL LADZII AHYAANAA BA'DA MAA AMAATANAA WA ILAIHIN NUSHUUR
" Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan dan kepadaNya kami akan kembali "
3. Do'a Ketika Masuk Kamar Mandi (WC)
اَللّهُمَّ اِنىِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَ الْخَبَائِثِ
ALLAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHOBAAITSI
" Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari setan jantan dan setan betina "
4. Do'a Ketika Keluar Kamar Mandi (WC)
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اَذْهَبَ عَنِّى اْلاَذى وَعَافَنِى
ALHAMDULILLAHIL LADZII ADZHABA ANNIL ADZA WA 'AAFANII
" Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dan telah membuatku sehat "
5. Do'a Ketika Masuk Masjid
اَللّهُمَّ افْتَحْ لِى اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
ALLAHUMMAF TAHLII IBWAABA ROHMATIKA
" Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmatMu "
6. Do'a Ketika Keluar Masjid
اَللّهُمَّ اِنىِّ اَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
ALLAHUMMA INNII AS ALUKA MIN FADLLIKA
" Ya Allah sesungguhnya aku mohon anugerahMu "
7. Do'a Ketika Mengenakan Pakaian
اَللّهُمَّ اِنىِّ اَسْـأَلُكَ مِنْ خَيْرِهِ وَخَيْرِمَا هُوَ لَهُ وَ اَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّمَا هُوَ لَهُ
ALLAHUMMA INNII AS'ALUKA MIN KHAIRIHI WA KHAIRIMAA HUWA LAHU, WA A'UUDZU BIKA MIN SYARRIHII WA SYARRI MAA HUWA LAHU
" Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu dari kebaikan pakaian ini dan kebaikan sesuatu yang ada padanya. Dan aku berlindung kepadaMu dari keburukan pakaian ini dan keburukan sesuatu yang ada padanya "
8. Do'a Ketika Melepas Pakaian
بِسْمِ اللهِ الَّذِى َلااِلهَ اِلاَّ هُوَ
BISMILLAHIL LADZII LAA ILAAHA ILLA HUWA
"Dengan nama Allah yang tiada Tuhan selain Dia "
9. Do'a Ketika Bercermin
اَلْحَمْدُ ِللهِ، اَللّهُمَّ كَمَا حَسَنْتَ خَلْقِى فَحَسِّنْ خُلُقِى
ALHAMDULILLAH, ALLAHUMMA KAMAA HASANTA KHALQII FAHASSIN KHULUQII
" Segala Puji Bagi Allah, Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah memperindah tubuhku maka perindahkanlah pula akhlaqku "
10. Do'a Ketika Menyisir Rambut
اَللّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِى وَبَشَرِى عَلىَ النَّارِ
ALLAHUMMA HARRIM SYA'RII WA BASYARII 'ALAN NAAR
" Ya Allah, halangilah rambut dan kulitku dari api neraka "
11. Do'a Sebelum Makan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْـتَنَا وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
BISMILLAHIR RAHMAANIR RAHIIM
ALLAHUMMA BAARIK LANAA FIIMAA RAZAQTANAA WA QINAA 'ADZAABAN NAAR
" Ya Allah berkahilah kami dalam rizki yang telah Engkau berikan kepada kami, dan periharalah kami dari siksa api neraka "
12. Bacaan Lupa Baca Do'a Makan
بِسْمِ اللهِ اَوَّلُهُ وَ اخِرُهُ
BISMILLAHI AWWALUHU WA AAKHIRUHU
" Dengan Menyebut nama Allah dari permulaan hingga penghabisannya "
13. Do'a Setelah Makan
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ
ALHAMDULILLAHIL LADZII ATH'AMANAA WA SAQAANA WA JA'ALANA MUSLIMIIN
" Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami seorang muslim "
14. Do'a Akan Keluar Rumah
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ
BISMILLAHI TAWAKKALTU 'ALALLAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAH
" Dengan menyebut nama Allah, aku berserah diri kepada Allah. Dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah semata "
15. Do'a Akan Masuk Rumah
بِسْمِ اللهِ وَلَجْناَ وَ بِسْمِ اللهِ خَرَجْناَ وَعَلَى رَبِّنـَا تَوَكَّلْناَ
BISMILLAHI WALAJNA WA BISMILLAHI KHARAJNA WA 'ALAA RABBINA TAWAKKALNA
" Dengan menyebut nama Allah aku masuk rumah, dengan nama Allah pula aku keluar dan kepada Allah pula aku berserah diri "
16. Do'a Ketika Bersin
Orang Yang Bersin
اَلْحَمْدُ ِللهِ
ALHAMDULILLAH
" Segala puji bagi Allah "
Orang Yang Mendengar
يَرْحَمُكَ الله ُ
YARHAMUKALLAH
" Semoga Allah Merahmatimu "
Orang Yang Bersin Menjawab
يَهْدِيْكُمُ الله ُ
YAHDIIKUMULLAH
" Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu "
Mau Yang HOT HOT
Keunggulan Bahasa Arab
Keunggulan Bahasa Arab
1. Sebagai bahasa yang sudah tua dan tetap digunakan umat manusia hingga hari ini, wajar pula bila bahasa Arab memiliki kosa kata dan perbendaharaan yang sangat luas dan banyak. Bahkan para ahli bahasa Arab menuturkan bahwa bahasa Arab memiliki sinonim yang paling menakjubkan. Kata unta yang dalam bahasa Indonesia hanya ada satu padanannya, ternyata punya 800 padanan kata dalam bahasa arab, yang semuanya mengacu kepada satu hewan unta. Sedangkan kata 'anjing' memiliki 100-an padanan kata.
Fenomena seperti ini tidak pernah ada di dalam bahasa lain di dunia ini. Dan hanya ada di dalam bahasa arab, karena faktor usia bahasa arab yang sangat tua, tetapi tetap masih digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari hingga hari ini. Dengan alasan ini maka wajar pula bila Alloh SWT memilih bahasa arab sebagai bahasa yang dipakai di dalam Al-Qur'an.
2. Kenyataannya, sejarah manusia belum pernah mengenal sebuah bahasa pun yang tetap eksis sepanjang sejarah. Setiap bahasa punya usia, selebihnya hanya tinggal peninggalan sejarah. Bahkan bahasa Inggris sekalipun masih mengalami kesenjangan sejarah. Maksudnya, bahasa Inggris yang digunakan pada hari ini jauh berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh orang Inggris di abad pertengahan. Kalau Ratu Elizabeth II masuk ke lorong waktu dan bertemu dengan 'mbah buyut'-nya, King Arthur, yang hidup di abad pertengahan, mereka tidak bisa berkomunikasi, meski sama-sama penguasa Inggris di zamannya. Mengapa?
Karena meski namanya masih bahasa Inggris, tapi kenyataannya bahasa keduanya jauh berbeda. Karena setiap bahasa mengalami perkembangan, baik istilah maupun grammar-nya. Setelah beratus tahun kemudian, bahasa itu sudah jauh mengalami deviasi yang serius.
Yang demikian itu tidak pernah terjadi pada bahasa Arab. Bahasa yang diucapkan oleh nabi Muhammad SAW sebagai orang arab yang hidup di abad ke-7 masih utuh dan sama dengan bahasa yang dipakai oleh Raja Abdullah, penguasa Saudi Arabia di abad 21 ini. Kalau seandainya keduanya bertemu dengan mesin waktu, mereka bisa 'ngobrol ngalor ngidul' hingga subuh dengan menggunakan bahasa arab.
Dengan kenyataan seperti ini, wajarlah bila Alloh SWT memilih bahasa arab sebagai bahasa Al-Qur'an Al-Kariem yang abadi. Kalau tidak, boleh jadi Al-Qur'an sudah musnah seiring dengan musnahnya bahasanya.
3. Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kemampuannya menampung informasi yang padat di dalam huruf-huruf yang singkat. Sebuah ungkapan yang hanya terdiri dari dua atau tiga kata dalam bahasa arab, mampu memberikan penjelasan yang sangat luas dan mendalam. Sebuah kemampuan yang tidak pernah ada di dalam bahasa lain.
Makanya, belum pernah ada terjemahan Al-Qur'an yang bisa dibuat dengan lebih singkat dari bahasa arab aslinya. Semua bahasa umat manusia akan bertele-tele dan berpanjang-panjang ketika menguraikan isi kandungan tiap ayat. Sebagai contoh, lafadz 'ain dalam bahasa arab artinya 'mata', ternyata punya makna lain yang sangat banyak. Kalau kita buka kamus dan kita telusuri kata ini, selain bermakna mata juga punya sekian banyak makna lainnya. Di dalam kamus kita mendapati makna lainnya, seperti manusia, jiwa, hati, mata uang logam, pemimpin, kepala, orang terkemuka, macan, matahari, penduduk suatu negeri, penghuni rumah, sesuatu yang bagus atau indah, keluhuran, kemuliaan, ilmu, spion, kelompok, hadir, tersedia, inti masalah, komandan pasukan, harta, riba, sudut, arah, segi, telaga, pandangan, dan lainnya.
Bahasa lain tidak punya makna yang sedemikian padat yang hanya terhimpun dalam satu kata dan hurufnya hanya ada tiga.
4.Sesuai dengan fungsi Al-Qur'an yang salah satunya sebagai pedoman hidup pada semua bidang kehidupan, Al-Qur'an harus berisi beragam materi dan informasi sesuai dengan beragam disiplin ilmu. Dan kita tahu bahasa dan istilah yang digunakan di setiap disiplin ilmu pasti berbeda-beda. Dan sangat boleh jadi seorang yang ahli di dalam sebuah disiplin ilmu akan menjadi sangat awam bila mendengar istilah-istilah yang ada di dalam disiplin ilmu lainnya.
Dan kalau beragam petunjuk yang mencakup beragama disiplin ilmu itu harus disatukan dalam sebuah kitab yang simpel, harus ada sebuah bahasa yang mudah, sederhana tapi tetap mengandung banyak informasi penting di dalamnya. Bahasa itu adalah bahasa Arab. Karena bahasa itu mampu mengungkapkan beragam informasi dari beragam disiplin ilmu, namun tetap cair dan mudah dimengerti. Dan saking mudahnya, bahkan bisa dihafalkan di luar kepala.
Salah satu karakteristik bahasa Arab adalah mudah untuk dihafalkan, bahkan penduduk gurun pasir yang tidak bisa baca tulis pun mampu menghafal jutaan bait syair. Dan karena mereka terbiasa menghafal apa saja di luar kepala, sampai-sampai mereka tidak terlalu butuh lagi dengan alat tulis atau dokumentasi. Kisah cerita yang tebalnya berjilid-jilid buku, bisa digubah oleh orang arab menjadi jutaan bait puisi dalam bahasa arab dan dihafal luar kepala dengan mudah. Barangkali fenomena ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tulis menulis kurang berkembang di kalangan bangsa arab saat itu. Buat apa menulis, kalau semua informasi bisa direkam di dalam otaknya?
5. Salah satu keunikan bahasa arab adalah keindahan sastranya tanpa kehilangan kekuatan materi kandungannya. Sedangkan bahasa lain hanya mampu salah satunya. Kalau bahasanya indah, kandungan isinya menjadi tidak terarah. Sebaliknya, kalau isinya informatif maka penyajiannya menjadi tidak asyik diucapkan.
Ada sebuah pintu perlintasan kereta api yang modern di Solo. Setiap kali ada kereta mau lewat, secara otomatis terdengar rekaman suara yang membacakan peraturan yang terkait dengan aturan perlintasan kereta. Awalnya, masyarakat senang mendengarkannya, tapi ketika setiap kali kereta mau lewat, suara itu terdengar lagi, maka orang-orang menjadi jenuh dan bosan. Bahkan mereka malah merasa terganggu dengan rekaman suara itu. Ada-ada saja komentar orang kalau mendengar rekaman itu berbunyi secara otomatis.
Tapi lihatlah surat Al-Fatihah, dibaca orang ribuan kali baik di dalam shalat atau di luar shalat, belum pernah ada orang yang merasa bosan atau terusik ketika diperdengarkan. Bahkan bacaan Al-Qur'an itu begitu sejuk di hati, indah dan menghanyutkan. Itu baru pendengar yang buta bahasa arab. Sedangkan pendengar yang mengerti bahasa arab, pasti ketagihan kalau mendengarnya.Bahkan para2 syekh2 atau orang yg bnar2 paham bahasa Arab kita lihat bila sholat atau berdoa smpai menangis.Kita semua tahu kisah2 ttg Rasulullah dan sahabat2 beliau waktu menangis saat membaca Al Quran,bahkan kita tahu Umar Ibn Khattab yang pribadinya keras(sebelum masuk islam) hatinya luluh saat mendengar QS Toha dibacakan.
Tidak ada satu pun bahasa di dunia ini yang bisa tetap terdengar indah ketika dibacakan, namun tetap mengandung informasi kandungan yang kaya, kecuali bahasa arab. Maka wajarlah bila Alloh SWT berfirman dengan bahasa arab.
Mau Yang HOT HOT
1. Sebagai bahasa yang sudah tua dan tetap digunakan umat manusia hingga hari ini, wajar pula bila bahasa Arab memiliki kosa kata dan perbendaharaan yang sangat luas dan banyak. Bahkan para ahli bahasa Arab menuturkan bahwa bahasa Arab memiliki sinonim yang paling menakjubkan. Kata unta yang dalam bahasa Indonesia hanya ada satu padanannya, ternyata punya 800 padanan kata dalam bahasa arab, yang semuanya mengacu kepada satu hewan unta. Sedangkan kata 'anjing' memiliki 100-an padanan kata.
Fenomena seperti ini tidak pernah ada di dalam bahasa lain di dunia ini. Dan hanya ada di dalam bahasa arab, karena faktor usia bahasa arab yang sangat tua, tetapi tetap masih digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari hingga hari ini. Dengan alasan ini maka wajar pula bila Alloh SWT memilih bahasa arab sebagai bahasa yang dipakai di dalam Al-Qur'an.
2. Kenyataannya, sejarah manusia belum pernah mengenal sebuah bahasa pun yang tetap eksis sepanjang sejarah. Setiap bahasa punya usia, selebihnya hanya tinggal peninggalan sejarah. Bahkan bahasa Inggris sekalipun masih mengalami kesenjangan sejarah. Maksudnya, bahasa Inggris yang digunakan pada hari ini jauh berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh orang Inggris di abad pertengahan. Kalau Ratu Elizabeth II masuk ke lorong waktu dan bertemu dengan 'mbah buyut'-nya, King Arthur, yang hidup di abad pertengahan, mereka tidak bisa berkomunikasi, meski sama-sama penguasa Inggris di zamannya. Mengapa?
Karena meski namanya masih bahasa Inggris, tapi kenyataannya bahasa keduanya jauh berbeda. Karena setiap bahasa mengalami perkembangan, baik istilah maupun grammar-nya. Setelah beratus tahun kemudian, bahasa itu sudah jauh mengalami deviasi yang serius.
Yang demikian itu tidak pernah terjadi pada bahasa Arab. Bahasa yang diucapkan oleh nabi Muhammad SAW sebagai orang arab yang hidup di abad ke-7 masih utuh dan sama dengan bahasa yang dipakai oleh Raja Abdullah, penguasa Saudi Arabia di abad 21 ini. Kalau seandainya keduanya bertemu dengan mesin waktu, mereka bisa 'ngobrol ngalor ngidul' hingga subuh dengan menggunakan bahasa arab.
Dengan kenyataan seperti ini, wajarlah bila Alloh SWT memilih bahasa arab sebagai bahasa Al-Qur'an Al-Kariem yang abadi. Kalau tidak, boleh jadi Al-Qur'an sudah musnah seiring dengan musnahnya bahasanya.
3. Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kemampuannya menampung informasi yang padat di dalam huruf-huruf yang singkat. Sebuah ungkapan yang hanya terdiri dari dua atau tiga kata dalam bahasa arab, mampu memberikan penjelasan yang sangat luas dan mendalam. Sebuah kemampuan yang tidak pernah ada di dalam bahasa lain.
Makanya, belum pernah ada terjemahan Al-Qur'an yang bisa dibuat dengan lebih singkat dari bahasa arab aslinya. Semua bahasa umat manusia akan bertele-tele dan berpanjang-panjang ketika menguraikan isi kandungan tiap ayat. Sebagai contoh, lafadz 'ain dalam bahasa arab artinya 'mata', ternyata punya makna lain yang sangat banyak. Kalau kita buka kamus dan kita telusuri kata ini, selain bermakna mata juga punya sekian banyak makna lainnya. Di dalam kamus kita mendapati makna lainnya, seperti manusia, jiwa, hati, mata uang logam, pemimpin, kepala, orang terkemuka, macan, matahari, penduduk suatu negeri, penghuni rumah, sesuatu yang bagus atau indah, keluhuran, kemuliaan, ilmu, spion, kelompok, hadir, tersedia, inti masalah, komandan pasukan, harta, riba, sudut, arah, segi, telaga, pandangan, dan lainnya.
Bahasa lain tidak punya makna yang sedemikian padat yang hanya terhimpun dalam satu kata dan hurufnya hanya ada tiga.
4.Sesuai dengan fungsi Al-Qur'an yang salah satunya sebagai pedoman hidup pada semua bidang kehidupan, Al-Qur'an harus berisi beragam materi dan informasi sesuai dengan beragam disiplin ilmu. Dan kita tahu bahasa dan istilah yang digunakan di setiap disiplin ilmu pasti berbeda-beda. Dan sangat boleh jadi seorang yang ahli di dalam sebuah disiplin ilmu akan menjadi sangat awam bila mendengar istilah-istilah yang ada di dalam disiplin ilmu lainnya.
Dan kalau beragam petunjuk yang mencakup beragama disiplin ilmu itu harus disatukan dalam sebuah kitab yang simpel, harus ada sebuah bahasa yang mudah, sederhana tapi tetap mengandung banyak informasi penting di dalamnya. Bahasa itu adalah bahasa Arab. Karena bahasa itu mampu mengungkapkan beragam informasi dari beragam disiplin ilmu, namun tetap cair dan mudah dimengerti. Dan saking mudahnya, bahkan bisa dihafalkan di luar kepala.
Salah satu karakteristik bahasa Arab adalah mudah untuk dihafalkan, bahkan penduduk gurun pasir yang tidak bisa baca tulis pun mampu menghafal jutaan bait syair. Dan karena mereka terbiasa menghafal apa saja di luar kepala, sampai-sampai mereka tidak terlalu butuh lagi dengan alat tulis atau dokumentasi. Kisah cerita yang tebalnya berjilid-jilid buku, bisa digubah oleh orang arab menjadi jutaan bait puisi dalam bahasa arab dan dihafal luar kepala dengan mudah. Barangkali fenomena ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tulis menulis kurang berkembang di kalangan bangsa arab saat itu. Buat apa menulis, kalau semua informasi bisa direkam di dalam otaknya?
5. Salah satu keunikan bahasa arab adalah keindahan sastranya tanpa kehilangan kekuatan materi kandungannya. Sedangkan bahasa lain hanya mampu salah satunya. Kalau bahasanya indah, kandungan isinya menjadi tidak terarah. Sebaliknya, kalau isinya informatif maka penyajiannya menjadi tidak asyik diucapkan.
Ada sebuah pintu perlintasan kereta api yang modern di Solo. Setiap kali ada kereta mau lewat, secara otomatis terdengar rekaman suara yang membacakan peraturan yang terkait dengan aturan perlintasan kereta. Awalnya, masyarakat senang mendengarkannya, tapi ketika setiap kali kereta mau lewat, suara itu terdengar lagi, maka orang-orang menjadi jenuh dan bosan. Bahkan mereka malah merasa terganggu dengan rekaman suara itu. Ada-ada saja komentar orang kalau mendengar rekaman itu berbunyi secara otomatis.
Tapi lihatlah surat Al-Fatihah, dibaca orang ribuan kali baik di dalam shalat atau di luar shalat, belum pernah ada orang yang merasa bosan atau terusik ketika diperdengarkan. Bahkan bacaan Al-Qur'an itu begitu sejuk di hati, indah dan menghanyutkan. Itu baru pendengar yang buta bahasa arab. Sedangkan pendengar yang mengerti bahasa arab, pasti ketagihan kalau mendengarnya.Bahkan para2 syekh2 atau orang yg bnar2 paham bahasa Arab kita lihat bila sholat atau berdoa smpai menangis.Kita semua tahu kisah2 ttg Rasulullah dan sahabat2 beliau waktu menangis saat membaca Al Quran,bahkan kita tahu Umar Ibn Khattab yang pribadinya keras(sebelum masuk islam) hatinya luluh saat mendengar QS Toha dibacakan.
Tidak ada satu pun bahasa di dunia ini yang bisa tetap terdengar indah ketika dibacakan, namun tetap mengandung informasi kandungan yang kaya, kecuali bahasa arab. Maka wajarlah bila Alloh SWT berfirman dengan bahasa arab.
Mau Yang HOT HOT
Injil Tertua ditemukan di Turki yang mengabarkan kedatangan Nabi Muhammad!
Injil Tertua ditemukan di Turki yang mengabarkan kedatangan Nabi Muhammad!
Sebuah Injil rahasia yang berisi pernyataan, Yesus (Isa 'alaihi salam) menubuwatkan dan memprediksikan tentang kedatangan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam (SAW) ke dunia ditemukan di Turki. Penemuan ini telah menjadi “perhatian serius” Vatikan. Paus Benedict XVI mengatakan ingin “melihat” Kitab yang telah berusia sekitar 1.500 tahun itu, yang banyak orang mengklaim bahwa itu adalah Injil Barnabas, yang telah disembunyikan oleh negara Turki selama 12 tahun, seperti yang dilaporkan Daily Mail. Kitab tersebut adalah salinan Injil yang ditulis dengan tinta emas, ditulis dalam bahasa yang diyakini bahasa asli Yesus, bahasa Aram (bahasa sekitar 3.000 tahun lalu yang mirip dengan bahasa Arab dan bahasa Ibrani), yang dilaporkan berisi ajaran-ajaran awal Yesus yang juga berisikan tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW.
Menteri Budaya dan Pariwisata Turki, Ertugul Gunay mengatakan bahwa Kitab itu bisa jadi adalah versi asli dari Injil, yang disembunyikan oleh Gerja-gereja Kristen karena kuatnya dalil yang berhubungan dengan Islam mengenai Yesus (Nabi Isa ‘alaihi salam).
Gunay juga mengatakan bahwa Vatikan telah membuat sebuah permohonan khusus untuk “melihat” naskah ayat dari Injil rahasia itu – sebuah ayat yang “kontroversial”, yang merupakan penguat dalil yang sejalan dengan keyakinan Islam, yang menyatakan dengan jelas dan terang memperlakukan YESUS SEBAGAI MANUSIA BUKAN TUHAN, yang tentu saja menolak keyakinan Trinitas dan kisah palsu penyaliban Yesus dan naskah ayat dalam Injil tersebut juga menyatakan bahwa Yesus menyatakan kabar kedatangan Nabi Muhammad SAW.
Dalam sebuah versi Injil, Yesus dikatakan telah berkata kepada seorang pendeta: “Bagaimana Mesiah disebut? Muhamamad adalah nama yang diberkati”.Namun penemuan injil kuno berbahasa Aram ini menimbulkan banyak kontroversi tentang keaslian keseluruhan isi Injil tersebut. Belum ada yang dapat memastikan keaslian keseluruhan dari isi Injil ini, apakah seluruhnya memuat apa yang diajarkan Nabi Isa 'alaihi salam, atau telah ada perubahan padanya.
Sementara itu, Profesor teologi Turki Ömer Faruk Harman mengatakan kepada Daily Mail, bahwa harus melakukan penelitian ilmiah untuk mengklarifikasi apakah itu ditulis oleh Barnabas sendiri atau pengikutnya.
Sumber: http://arrahmah.com
Mau Yang HOT HOT
Sebuah Injil rahasia yang berisi pernyataan, Yesus (Isa 'alaihi salam) menubuwatkan dan memprediksikan tentang kedatangan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam (SAW) ke dunia ditemukan di Turki. Penemuan ini telah menjadi “perhatian serius” Vatikan. Paus Benedict XVI mengatakan ingin “melihat” Kitab yang telah berusia sekitar 1.500 tahun itu, yang banyak orang mengklaim bahwa itu adalah Injil Barnabas, yang telah disembunyikan oleh negara Turki selama 12 tahun, seperti yang dilaporkan Daily Mail. Kitab tersebut adalah salinan Injil yang ditulis dengan tinta emas, ditulis dalam bahasa yang diyakini bahasa asli Yesus, bahasa Aram (bahasa sekitar 3.000 tahun lalu yang mirip dengan bahasa Arab dan bahasa Ibrani), yang dilaporkan berisi ajaran-ajaran awal Yesus yang juga berisikan tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW.
Injil berbahasa Aram tersebut teksnya ditulis pada kulit hewan, disampul oleh kulit hewan, ditemukan oleh polisi yang sedang melakukan operasi anti-penyelundupan pada tahun 2000. Kitab Injil ini dijaga ketat hingga tahun 2010, ketika akhirnya diserahkan ke Musium Etnografi, dan akan segera ditampilkan kembali ke hadapan publik setelah sedikit perbaikan keamanan.
Menteri Budaya dan Pariwisata Turki, Ertugul Gunay mengatakan bahwa Kitab itu bisa jadi adalah versi asli dari Injil, yang disembunyikan oleh Gerja-gereja Kristen karena kuatnya dalil yang berhubungan dengan Islam mengenai Yesus (Nabi Isa ‘alaihi salam).
Gunay juga mengatakan bahwa Vatikan telah membuat sebuah permohonan khusus untuk “melihat” naskah ayat dari Injil rahasia itu – sebuah ayat yang “kontroversial”, yang merupakan penguat dalil yang sejalan dengan keyakinan Islam, yang menyatakan dengan jelas dan terang memperlakukan YESUS SEBAGAI MANUSIA BUKAN TUHAN, yang tentu saja menolak keyakinan Trinitas dan kisah palsu penyaliban Yesus dan naskah ayat dalam Injil tersebut juga menyatakan bahwa Yesus menyatakan kabar kedatangan Nabi Muhammad SAW.
Dalam sebuah versi Injil, Yesus dikatakan telah berkata kepada seorang pendeta: “Bagaimana Mesiah disebut? Muhamamad adalah nama yang diberkati”.Namun penemuan injil kuno berbahasa Aram ini menimbulkan banyak kontroversi tentang keaslian keseluruhan isi Injil tersebut. Belum ada yang dapat memastikan keaslian keseluruhan dari isi Injil ini, apakah seluruhnya memuat apa yang diajarkan Nabi Isa 'alaihi salam, atau telah ada perubahan padanya.
Sementara itu, Profesor teologi Turki Ömer Faruk Harman mengatakan kepada Daily Mail, bahwa harus melakukan penelitian ilmiah untuk mengklarifikasi apakah itu ditulis oleh Barnabas sendiri atau pengikutnya.
Sumber: http://arrahmah.com
Mau Yang HOT HOT
Kumpulan Nama nama yang baik untuk bayi
Kumpulan Nama nama yang baik untuk anak
Pentingnya Pemberian Nama
Nama adalah ciri atau tanda, maksudnya adalah orang yang diberi nama dapat mengenal dirinya atau dikenal oleh orang lain. Dalam Al-Qur’anul Kariim disebutkan;
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَل لَّهُ مِن قَبْلُ سَمِيًّا (7) سورة مريم
“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia” (QS. Maryam: 7).
Dan hakikat pemberian nama kepada anak adalah agar ia dikenal serta memuliakannya. Oleh sebab itu para ulama bersepakat akan wajibnya memberi nama kapada anak laki-laki dan perempuan 1). Oleh sebab itu apabila seseorang tidak diberi nama, maka ia akan menjadi seorang yang majhul (=tidak dikenal) oleh masyarakat. Waktu Pemberian Nama Telah datang sunnah dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang waktu pemberian nama, yaitu:
a) Memberikan nama kepada anak pada saat ia lahir.
b) Memberikan nama kepada anak pada hari ketiga setelah ia lahir.
c) Memberikan nama kepada anak pada hari ketujuh setelah ia lahir.
Pemberian Nama Kepada Anak Adalah Hak (Kewajiban) Bapak. Tidak ada perbedaan pendapat bahwasannya seorang bapak lebih berhak dalam memberikan nama kepada anaknya dan bukan kepada ibunya. Hal ini sebagaimana telah tsabit (=tetap) dari para sahabat radhiallahu ‘anhum bahwa apabila mereka mendapatkan anak maka mereka pergi kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam agar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nama kepada anak-anak mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan bapak lebih tinggi daripada ibu.
Nasab Anak Kepada Bapak Bukan Kepada Ibu
Sebagaimana hak memberikan nama kepada anak, maka seorang anakpun bernasab kepada bapaknya bukan kepada ibunya, oleh sebab itu seorang anak akan dipanggil: Fulan bin Fulan, bukan Fulan bin Fulanah. Allah Ta’ala berfirman:
ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ (5) سورة الأحزاب
Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka…” (QS. Al-Ahzab: 5)
Oleh karena itu manusia pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama bapak-bapak mereka: Fulan bin fulan. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam 2).
Memilih Nama Terbaik Untuk Anak Kewajiban bagi seorang bapak adalah memilih nama terbaik bagi anaknya, baik dari sisi lafadz dan maknanya, sesuai dengan syar’iy dan lisan arab. Kadangkala pemberian nama kepada seorang anak baik adab dan diterima oleh telinga/pendangaran akan tetapi nama tersebut tidak sesuai dengan syari’at. Tata Tertib Pemberian Nama Seorang Anak
1. Disukai Memberikan Nama Kepada Seorang Anak Dengan Dua Suku Kata, misal Abdullah, Abdurrahman. Kedua nama ini sangat disukai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana diterangkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud dll. Kedua nama ini menunjukkan penghambaan kepada Allah Azza wa Jalla.
Dan sungguh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan nama kepada anak pamannya (Abbas radhiallahu ‘anhu), Abdullah radhiallahu ‘anhuma. Kemudian para sahabat radhiallahu ‘anhum terdapat 300 orang yang kesemuanya memiliki nama Abdullah.
Dan nama anak dari kalangan Anshor yang pertama kali setelah hijrah ke Madinah Nabawiyah adalah Abdullah bin Zubair radhiallahu ‘anhuma.
2. Disukai Memberikan Nama Seorang Anak Dengan Nama-nama Penghambaan Kepada Allah Dengan Nama-nama-Nya Yang Indah (Asma’ul Husna), misal: Abdul Aziz, Abdul Ghoniy dll. Dan orang yang pertama yang menamai anaknya dengan nama yang demikian adalah sahabat Ibn Marwan bin Al-Hakim.
Sesungguhnya orang-orang Syi’ah tidak memberikan nama kepada anak-anak mereka seperti hal ini, mereka mengharamkan diri mereka sendiri memberikan nama anak mereka dengan Abdurrahman sebab orang yang telah membunuh ‘Ali bin Abi Tholib adalah Abdurrahman bin Muljam.
3. Disukai Memberikan Nama Kepada Seorang Anak Dengan Nama-nama Para Nabi.
Para ulama sepakat akan diperbolehkannya memberikan nama dengan nama para nabi.
Diriwayatkan dari Yusuf bin Abdis Salam, ia berkata:”Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nama kepadaku Yusuf” (HR. Bukhori –dalam Adabul Mufrod-; At-Tirmidzi –dalam Asy-Syama’il-). Berkata Ibnu Hajjar Al-Asqolaniy: Sanadnya Shohih.
Dan seutama-utamanya nama para nabi adalah nama nabi dan rasul kita Muhammad bin Abdillah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Para ulama berbeda pendapat tentang boleh atau tidaknya penggabungan dua nama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan nama kunyahnya, Muhammad Abul Qasim. Berkata Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah:”Dan yang benar adalah pemberian nama dengan namanya (yakni Muhammad, pent) adalah boleh. Sedangkan berkunyah dengan kunyahnya adalah dilarang dan pelarangan menggunakan kunyahnya pada saat beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup lebih keras dan penggabungan antara nama dan kunyah beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam juga terlarang”4).
4. Memberikan Nama Kepada Seorang Anak Dengan Nama-nama Orang Sholih Dari Kalangan Kaum Muslimin. Telah tsabit dari hadits Mughiroh bin Syu’bah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda:
أنهم كانوا يسمون بأسماء أنبيائهم والصالحين (رواه مسلم).
“Sesungguhnya mereka memberikan nama (pada anak-anak mereka) dengan nama-nama para nabi dan orang-orang sholih” (HR. Muslim). Kemudian para sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah penghulunya orang-orang sholih bagi umat ini dan demikian juga orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari akhir.
Para sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memandang bahwa hal ini adalah baik, oleh karena itu sahabat Zubair bin ‘Awan radhiallahu ‘anhu memberikan nama kepada anak-anaknya –jumlah anaknya 9 orang- dengan nama-nama sahabat yang syahid pada waktu perang Badr, missal: Abdullah,’Urwah, Hamzah, Ja’far, Mush’ab, ‘Ubaidah, Kholid, ‘Umar, dan Mundzir.
Syarat-syarat Dalam Pemberian Nama
a. Nama tersebut menggunakan bahasa arab.
b. Nama tersebut dibangun dengan makna yang baik secara bahasa dan syari’at. Oleh karenanya dengan adanya syarat ini tidak boleh menggunakan nama-nama yang haram atau makruh baik dalam segi lafadz ataupun maknanya. Oleh karena itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam merubah nama-nama yang jelek menjadi nama-nama yang baik dari segi lafadz dan maknanya.
Nama-nama yang Diharamkan
a. Kaum muslimin telah bersepakat terhadap haramnya penggunaan nama-nama penghambaan kepada selain Allah Ta’ala baik dari matahari, patung-patung, manusia atau selainnya, missal: Abdur Rasul (=hambanya Rasul), Abdun Nabi (=hambanya Nabi) dll. Sedangkan selain nama Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, misal: Abdul ‘Izza (=hambanya Al-‘Izza (nama patung/berhala), Abdul Ka’bah (=hambanya Ka’bah), Abdus Syamsu (=hmabanya Matahari) dll.
b. Memberi nama dengan nama-nama Allah Tabaroka wa Ta’ala, misal: Rahim, Rahman, Kholiq dll.
c. Memberi nama dengan nama-nama asing atau nama-nama orang kafir.
d. Memberi nama dengan nama-nama patung/berhala atau sesembahan selain Allah Ta’ala, misal: Al-Lat, Al-‘Uzza dll.
e. Memberi nama dengan nama-nama asing baik yang berasal dari Turki, Faris, Barbar dll.
f. Setiap nama yang memuji (tazkiyyah) terhadap diri sendiri atau berisi kedustaan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
إن أخنع إسم عند الله رجل تسمى ملك الأملاك (رواه البخاري؛ مسلم).
“Sesungguhnya nama yang paling dibenci oleh Allah adalah seseorang yang bernama Malakul Amlak (=rajanya diraja)” (HR. Bukhori; Muslim).
g. Memberi nama dengan nama-nama Syaithon, misal: Al-Ajda’ dll.
Nama-nama Yang Dimakruhkan
a. Dimakruhkan memberi nama anak dengan nama-nama orang fasiq, penzina dll.
b. Dimakruhkan memberi nama anak dengan nama perbuatan-perbuatan jelek atau perbuatan-perbuatan maksiat.
c. Dimakruhkan memberi nama anak dengan nama para pengikut Fir’un, misal: Fir’un, Qarun, Haman.
d. Dimakruhkan memberi nama anak dengan nama-nama hewan yang telah dikenal akan sifat-sifat jeleknya, misal: Anjing, keledai dll.
e. Dimakruhkan memberi nama anak dengan Ism, mashdar, atau sifat-sifat yang menyerupai terhadap lafzdz “agama” (الدين) , dan lafadz “Islam” (الإسلام), misal: Nurruddin, Dliyauddin, Saiful Islam dll.
f. Dimakruhkan memberi nama ganda5), misal: Muhammad Ahmad, Muhammad Sa’id dll.
g. Para ulama memakruhkan memberi nama dengan nama-nama surat dalam Al-Qur’an, misal: Thoha, Yasin dll. Jalan Keluar Dari Pemberian Nama-nama Yang Diharamkan Dan Yang Dimakruhkan Jalan keluar dari kedua hal ini adalah merubah nama-nama tersebut dengan nama-nama yang disukai (mustahab) atau yang diperbolehkan secara syar’i. Dan untuk merubah nama ini kita dapat mendatangi kementrian/depertemen yang mengurusi masalah ini. 6)
Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam merubah nama-nama yang mengandung makna kesyirikan kepada Allah kepada nama-nama Islamiy, dari nama-nama kufur kepada nama-nama imaniyah.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhaiallahu ‘anha, ia berkata:
كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يغير الإسم القبيح إلى الإسم الحسن (رواه الترمذي).
“Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam merubah nama-nama yang jelek menjadi nama-nama yang baik” (HR. AT-Tirmidzi).
Demikianlah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam merubah nama-nama yang jelek dengan nama-nama yang baik, seperti beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam merubah nama Syihab menjadi Hisyam dll. Demikian juga kita mesti merubah nama-nama yang buruk menjadi nama-nama yang baik, misal: Abdun Nabi menjadi Abdul Ghoniy, Abdur Rasul menjadi Abdul Ghofur, Abdul Husain menjadi Abdurrahman dll.
Maraji’: Tasmiyah Al-Maulud, karya: Asy-Syaikh Bakr Abdullah Abu Zaid
Catatan Kaki:
1) Marotib Al-Ijma’, hal: 154. Oleh Ibn Hazm.
2) Lihat Shahih Bukhori, bab: Maa Yad’u An-Naas Bi abaihim.
3) Lihat Syarh Shahih Muslim 8/437. Imam An-Nawawi rahimahullah; Marotib Al-Ijma’, hal: 154-155.
4) Zaadul Ma’ad, 2/347. Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah.
5) Maksudnya adalah memberikan nama anak dengan dua nama, yang mana nama tersebut terdapat dalam satu orang. Misal Muhammad Ahmad, nama Muhammad dan Ahmad dimiliki oleh satu orang, dan Ahmad bukanlah nama bapaknya,pent.
6) Untuk di sini (Kuwait) kita dapat mendatangi Mahkamah,pent.
abdurrahman. wordpress. com/2007/08/27/etika-memberi-nama-anak-dalam-islam/ sumber: www. darussalaf. or. id, penulis: Abu Muhammad Abdurrahman Sarijan
Berikut ini nama nama yang baik untuk anak anda yang baru lahir
Nama untuk bayi laki laki :
Aid, yang Kembali
Abbas, Paman Nabi2
Abdul Alim, Hamba yang Maha Tahu
Abdul Ally, Hamba yang Maha Tinggi
Abdul Azhim, Hamba yang Maha Agung
Abdul Aziz, Hamba yang Maha Kuat
Abdul Bari, Hamba yang Maha Pencipta
Abdul Basits, Hamba yang Maha Meluaskan
Abdul Fatah, Hambata yang Maha Membuka Rizki
Abdul Ghaffar, Hamba yang Maha Pengampun
Abdul Ghani, Hamba yang Mahakaya
Abdul Hadi, Hamba yang Maha Memberi Petunjuk
Abdul Hafizh, Hamba yang Maha Menetapkan Hukum
Abdul Hakim, Hamba yang Maha Bijaksana
Abdul Halim, Hamba yang Maha Lembut
Abdul Hamid, Hamba yang Maha Terpuji
Abdul Haq, Hamba yang Maha Benar
Abdul Hasib, Hamba yang Maha Penghitung
Abdul Jabar, Hamba yang Mahaperkasa
Abdul Jalil, Hamba yang Mahaluhur
Abdul Karim, Hamba yang Maha Pemurah
Abdul Khaliq, Hamba yang Maha Pencipta
Abdul Latief, Hamba yang Maha Lembah-lembut
Abdul Majid, Hamba yang Maha Mulia
Abdul Matin, Hamba yang Maha Perkasa
Abdul Mu’iz, Hamba yang maha Pemberi Kemuliaan
Abdul Muhaimin, Hamba yang Maha Penjaga
Abdul Muhsin, Hamba yang Maha Baik
Abdul Qadir, Hamba yang Maha Kuasa
Abdul Qahhar, Hamba yang Maha Penakluk
Abdul Quddus, Hamba yang Maha suci
Abdul Wahhab, Hamba yang Maha Pemberi
Abdul Wahid, Hamba yang Maha esa
Abdullah, Hamba Allah
Abdun Nasir, Hamba yang Maha Penolong
Abdur Rauf, Hamba yang Maha Pengasih
Abdur Rafi, Hamba yang Maha Pengangkat
Abdur Rahim, Hamba yang Maha Penyayang
Abdur Rahman, Hamba yang Maha Pengasih
Abdur Rasyid, Hamba yang Maha pandai
Abdur Rauf, Hamba yang Maha Penyayang
Abdur Razaq, Hamba yang Maha Memberi Rizki
Abdus Salam, Hamba yang Maha Sejahtera
Abdus Shabir, Hamba yang Maha Penyabar
Abdus Syakur, Hamba yang Maha Berterima kasih
Abdut Tawwab, Hamba yang Maha Penerima
Abid, Ahli Ibadah
Adib, Beradab
Adil, Yang Adil
Adnan, Mendiami, menempati
Ady, Kaum yang bersiap perang
Afif, Selamat dari Kehinaan
Ahmad, Memuji
Ali, Nama Khalifah keempat
Alif, Lemah Lembuh
Alim, Pandai
Allam, Banyak Ilmu
Alwan, Tinggi
Aly, Mulia
Amin, yang dapat dipercaya
Amir, Raja, Pemimpin
Ammar, Kuat imannya
Amru, Kehidupan
Anis, Ramah
Anwar, Bercahaya
Aqil, Paham
Arif, Yang tahu
Arkan, Kemuliaan
As’ad, Lebih Bahagia
Ashim, Yang memelihara Diri
Asyam, Pemimpin yang Mulia
Asyraf, lebih Mulia
Asyur, Hari ke-10 Bulan Muharam
Atha, Rizki
Athif, Orang yang lemah lembut
Atiq, Mulia
Ayub, Nama Nabi
Azhar, bercahaya
Aziz, yang perkasa
Azzam, berkemauan keras
Badar, Bulan Purnama
Badrani, 2 bulan Purnama
Bahij, yang cerita, tampan, pemandangan yang elok
Bahir, yang mengalahkan
Bahy, Tampan dan bermata indah
Bandar, Pelabuhan
Bari’, Terjaga dari perbuatan dosa dan aib
Barraq, Berkilauan
Basil, Pemberani
Basman/Bassam, yang banyak senyum
Basyir, berita gembira
Bilal, Nama sahabat
Burhan, Penjelasan
Daffa’, Banyak memiliki pertahanan diri
Dany, Dekat
Daris, Pembaca
Darwisy, Yang banyak beribadah
Dary, Arif bijaksana
Daud, Nama Nabi
Dhahy, Tempat yang terang
Dhaif, Tamu
Dhawy, Bersinar
Dhafi, yang lebar rambutnya
Daifullah, Tamu Allah
Dhiya, Sinar/Cahaya
Dzahab, emas
Dzakir, yang kuat daya ingatnya
Dzakwan, Sangat cerdas
Dzaky, cerdas, pandai
Dzamar, sesuatu yang harus dipertahankan
Dzikra, Peringatan
Fadhal, kebaikan
Fadhil, Yang berbudi
Fadi, Yang menebus
Fadlal, Keutamaan
Fadlil, Yang Utama
Faishal, Hakim
Fakhir, Bagus
Falih, Lurus
Fallah, Kemenangan
Farhan, Kesenangan / kebahagiaan
Fari’, Perawakan tinggi
Farid, satu-satunya, tiada bandingnya
Faris, Pemburu
Farras, Cerdas
Farruq, Yang membedakan antara hak dan batil
Fathin, Cerdas
Fatih, Penakluk
Fauzan, Keberuntungan
Fawa, Kemenangan / Keberhasilan
Fuad, Hati
Ghali/Ghaly, Mahal / Berharga
Ghalib, yang menang
Habib, Yang terkasih
Hadi, Yang menunjukkan
Hadzal, Yang berjalan dgn cepat
Hafizh, Penghafal
Haidar, Pemberani
Hajid, Orang yang bertahajjud
Hakam, Hakim yang bijaksana
Halim, Lembut dan sabar
Hamdan, yang banyak pujian
Hamid, yang bersyukur
Hammad, yang banyak bersyukur
Hanif, yang lurus dalam beragama
Harun, Nama Nabi
Hasan, Baik
Hasib, Bangsawan
Hasyid, Orang yg selalu siap
Hasyim, Yang memecahkan perkara
Hatim, Mengadili
Hazim, berkemauan keras
Hibban, yang dikasihi
Hilal, Bulan Sabit
Hilmy, Penyabar/Pemurah
Hisyam, Kebaikan
Hud, Nama Nabi
Humam, Pemberani
Husain, sangat baik
Husam, Pedang yang tajam
Huwaidi, Yang mempunyai Sifat menakjubkan
Ibrahim, Nama Nabi
Imam, Teladan / Pemimpin
Isa, Nama Nabi
Ismail, Nama Nabi
Jalal, Orang besar yang dihormati
Jalil, Memiliki kekuasaan yang besar
Jamal, Keindahan
Jamaluddin, Keindahan agama
Jamil, yang baik
Jauhar, Permata
Jibran, Perintah
Jihad, Perjuangan
Kamal, Kesempurnaan / kelengkapan
Kamil, yang sempurna / lengkap
Karom, Kehormatan / Kemuliaan
Karim, yang terhormat
Kasib, Orang yang beruntung
Katib, Penulis
Khairi, Kebaikan
Khairullah, kebaikan Allah
Khalid, Kekal / Abadi
Khalifah, Pemimpin
Khalil, Teman karib
Khalish, Murni, bersih
Khatib, orang yang menyampaikan Khutbah
Luqman, Jalan terang
Lutfhi, Kehalusanku, kelembutanku
Mabruk, diberkahi
Mahbub, yang dicintai
Mahdy, yang mendapat hidayah
Mahfuzh, yang dijaga, dipelihara
Mahir, pandai
Mahmud, yang terpuji
Majid, yang baik
Malik, Raja / Yang memiliki
Maqbul, Diterima
Marjan, Batu Mutiara
Marzuq, yang memperoleh Rizky
Mas’ud, yang dianugerahi kebahagiaan
Masyurm Terkenal
Mathar, Hujan
Mauhub, yang dianugerahi
Miqdad, Orang yang mencegah kemungkaran
Mu’adz, Nama sahabat
Mubarak, Yang diberkahi
Muhajir, Orang yang berhijrah
Muhammad, Nama Nabi
Muhsin, yang berbuat baik
Mujahid, Pjuang
Mukhtar, Pilihan
Mukmin, Orang yang beriman
Mumtaz, Istimewa
Munir, bercahaya
Murad, Maksud
Mursyid, Penunjuk jalan
Mushlih, orang yang melakukan perbaikan
Muslim, orang Islam
Musthafa, Pilihan
Nabil, Terhormat
Nafal, Pemberian
Nafis, berharga
Najib, Mulia
Nashir, Yang menolong
Nasrullah, Pertolongan Allah
Naufal, Pemberian
Nayif, tinggi
Nazhim, Pengarang Puisi
Nazhir, yang memberi peringatan
Nibras, Pemberani
Nu’man, Yang memiliki kenikmatan
Nuh, Nama Nabi
Nuruddin, Cahaya Agama
Nuzhmi, jamaah, golongan
Qashid, yang menuju pada kemudahan
Qasim, yang membagi
Gatadah, Nama sahabat
Ra’if, sangat penyayang
Ra’uf, memiliki banyak kasih sayang
Rabbah, yang sangat beruntung
Rafi’, Kedudukan yang tinggi & mulia
Raihan, Rizky
Rajab, Bulan Rajab
Ramadhan, Bulan Ramadhan
Ramiz, Yang merumuskan
Ramy, Bintang
Ramzi, Rumus
Ramzy, yang dapat disimbolkan
Rasul, Utusan
Rasyad, Petunjuk / Istiqamah
Rasyid, Petunjuk
Rasyiq, Tangkas, Gesit
Ratib, yang tetap
Ridhwan, Kepuasan, menerima
Riyadh, Taman
Rusydi, Petunjuk
Sa’id, Senang / Bahagia
Safar, berpergian
Sahir, yang berjaga diwaktu malam
Saif, pedang
Sajid, orang yang sujud kepada Allah
Salam / Salim, Selamat
Salman, nama sahabat
Sami, Luhur / Tinggi
Samir, Siang dan Malam
Sayyid, Pemuka / Pemimpin
Shabir / Shabri, Yang sabar / kesabaran
Shadiq, teman
Shafy, sahabat karib
Shahib, sahabat
Shamid, teguh / tegar
Shiddiq, yang jujur
Sidqi, kejujuran
Siraj, lentera / Lampu
Su’ud, keberuntungan
Sulaiman, nama Nabi
Sulthan, Kekuasaan
Sya’ban, Bulan Sya’ban
Syaddad, yang kuat
Syafi, yang menyembuhkan
Syafi’, penolong / perantara
Syahid, orang yg meninggal fi sabilillah
Syakir, yang bersyukur
Syarif, yang mulia
Tamim, sempurna keadaannya
Tamir, banyak rizki dan kebaikan
Tamman, sempurna
Taufiq, petunjuk
Thaha, Nama surat dalam Al Qur’an
Thariq, Jalan
Thayyib, Baik
Tsani, yang kedua
Tsaqif, yang pandai
Umar, Nama Khalifah yang kedua
Umran, Kemakmuran
Utsman, Nama Khalifah ketiga
Wadud, yang dicintai
Wafi, yang melaksanakan / yang memenuhi (janji)
Wahid, satu-satunya
Wali, yang mencintai
Walid, yang dilahirkan
Washil, yang menghubungkan
Wasim, yang berwajah bagus
Ya’qub, Nama Nabi
Yafi, Lincah
Yahya, Nama Nabi
Yasir, Mudah / gampang
Yazid, lebih
Yunus, Nama Nabi
Yusuf, Nama Nabi
Zaghlul, cepat & ringan
Zahran, berkilau
Zahy, Wajah yang Elok
Zaky, Suci
Zakariya, Nama Nabi
Zhafar, kemenangan
Zhafir, yang menang / yang beruntung
Zhahir, yang tampak, yang nyata
Zuhair, yang bersinar
Nama untuk bayi perempuan
A’idah, Anugrah
Adzra’, Perawan
Afifah, yang menjaga kesucian diri
Aisyah, Istri nabi
Aliyah, tinggi
Alya’, langit
Aminah, yang terpercaya
Amirah, Pemimpin
Anisah, gadis perawan / lemah lembut
Aqilah, Terhormat, pandai
Arij, Harum
Asahy, warna-warni
Ashimah, yang menjaga
Asilah, yang berbuat baik
Asma, Unggul
Athifah, kasing sayang
Athirah, yang harum
Atikah, jernih
Atiqah, cantik
Azhar, Bunga2
Azizah, yang mulia
Badriyyah, malam rembulan
Balqis, Ratu negeri saba’
Basamah, tersenyum
Basimah, yang tersenyum
Dalilah, bukti
Daliyah, yang menunjukkan
Danah, Batu mulia
Dananir, Dinar
Daulah, Negara
Dunya, Dunia
Dien, agama
Dhaifa, tamu
Dhafiyah, mewah
Dinah, taat
Diyanah, Agama
Durah, mutiara
Dzahabiyyah, yang memiliki sifat emas
Dzakirah, yang berzikir
Dzakiyyah, cerdas
Dzikra, peringatan
Fa’izah, yang beruntung
Fadhilah, keistimewaan
Fadiyah, yang terlindungi
Faidah, Manfaat
Fairuz, Batu mulia
Farah, senang
Farhah, keceriaan
Faridah, tiada bandingnya
Fathimah, Putri Nabi
Fathinah, cerdas
Fathiyyah, Kemenangan
Fatin, yang menakjubkan
Fauziyyah,yang beruntung
Fikriyyah, berfikir
Firdaus, taman surga
Gaitsa’, awan turunnya hujan
Ghaniyyah, wanita kaya
Ghaniyah, wanita penyenandung
Ghazalah, matahari terbit
Habibah, yang tercinta
Hadiyah, hadiah
Hafizhah, pemelihara
Hajar, Istri nabi Ibrahim AS
Hajir, yang berhijrah
Hajirah, yang berhijrah
Hakimah, yang bijaksana
Halimah, yang lebih, sabar
Hamamah, merpati
Hamidah, Yang memuji
Hana’, suka cita
Hanan, Kasih sayang
Hamsah, suara pelan
Hanin, kasih sayang
Haniyah, lemah lembut
Hasanah, kebaikan
Hasibah, keturunan terpandang
Hasna’, kebaikan, cantik
Hasyimiyyah, yang mulia
Haura’, putih kulitnya
Haya, Puteri
Hazimah, keteguhan hati
Husna, kelembutan
Husniyah, yang baik
Hiwaidah, yang menakjubkan, kelembutan
Inas, baik hati
Inayah, tuntunan
Izah, kemuliaan
Ja’izah, hadiah
Jahra’, memiliki pipi yang indah
Jaida’, kebaikan
Jalilah, terhormat
Jamilah, yang indah
Jauzah, bintang
Jawahir, permata
Jihan, menjadikan terhormat
Juwairiyyah, istri nabi
Kadziyah, bunga yang harum
Kaltsum, cantik
Kamilah, sempurna
Karamah, kemuliaan
Karimah, Mulia
Kautsar, telaga surga
Kazhimah, sanggup menahan amarah
Khadijah, istri nabi
Khairiyah, baik
Khalishah, murni
Khaznah, harta yang disimpan
Labibah, cerdas
Lahfah, kerinduan
Laila, malam gelap
Luthfiyyah, halus
Mahabbah, kecintaan
Mahdiyyah, yang mendapat hidayah
Mahirah, pandai
Maimunah, yang beruntung
Mariyah, wajah yang berseri-seri
Marjanah, sebutir mutiara
Marmarah, baru marmer
Maryam, ibu Nabi Isa
Masarrah, kegembiraan
Mauhibah, anugrah
Mawaddah, kasih sayang
Mubarakah, diberkahi
Mufidah, yang berfaidah
Muhdiyah, yang menunjukkan
Mujahidah, pejuang
Mukminah, yang beriman
Munirah, yang terang
Murada, yang dicintai
Na’ilah, karunia
Nabilah, mulia
Nada, menyeru
Nadiyah, yang menyeru
Nafi’ah, bermanfaat
Nafisah, kaya raya
Nagmah, suara merdu
Najah, sukses
Nadjah, keberanian
Najiyah, selamat
Najlah’, yang lebar matanya
Najmah, bintang
Najwa, rahasia
Nasamah, pembebasan
Nashirah, mendapat pertolongan dan menang
Nazhimah, kumpulan mutiara
Nazihah, terhindar dari hal-hal buruk
Nihayah, penutur
Nujud, cerdik
Nur, Cahaya
Nuwayyar, yang bercahaya
Qamariyyah, Nama bunga
Qasimah, cantik
Qiladah, kalung
Qismah, bagian
Ra’idah, pemandu
Rafi’ah, yang tinggi
Rafidah, yang diberi pertolongan
Rafiqah, Istri
Raghdah, damai
Rahaf, halus
Rahimah, penyayang
Rahmah, rahmat
Raihanah, wanita yang baik jiwanya
Raim, bukit
Raima, selama
Rajwa, permohonan
Raniyah, yang memandang dengan terpesona
Rasikhah, tegar, kuat
Rasyidah, yang matang fikirannya
Raudhah, taman
Rifqah, himpunan
Sa’adah, kebahagiaan
Sa’idah, yang senang
Sahilah, yang sangat mudah
Sahirah, rembulan
Sajidah, yang banyak bersujud
Sakinah, tenang
Salimah, selamat
Sallamah, yang menyelamatkan
Salma, selamat
Salsabil, mata air surga
Salwa, nama burung, madu
Samar, sinar rembulan
Samirah, siang dan malam
Samiyah, luhur
Samra’, warna coklat
Sarah, Istri nabi Ibrahim
Sayyidah, Nyonya
Shabah, waktu pagi
Shabihah, wajah yang berseri-seri
Shada, gema
Shadiqah, yang jujur
Shafa, kejernihan
Shalihah, wanita yang shaleh
Shiba, kerinduan
Suhailah, mudah
Sulthanah, pemimpin wanita
Syarifah, yang mulia
Syukriyyah, kesyukuran
Tahani, selamat
Tamimah, perlindungan
Thallah, cantik
Thayyibah, yang baik
Tsamirah, yang berbuah
Tumamah, kesempurnaan
Ulfah, ramah tmah
Ulya, yang luhu
Umu Kultsum, Nama Puteri Nabi
Unsyudah, syair yang berkumandang
Wahidah, satu-satunya
Waliyah, yang mencitai
Wardah, bunga mawar
Wasimah, Berwajah cantik
Yamamah, merpati
Yasamin/yasaminah, Bunga melati
Zahirah, bercahaya
Zahrah, bunga
Zahwah, membanggakan
Zainab, istri nabi
Zainah, yang indah
Zakiyah, Suci
Zhafirah, yang beruntung
Zhahirah, penolong,
sumber : http://diko6178.wordpress.com/islami/kumpulan-nama-nama-bayi/
Mau Yang HOT HOT
Pentingnya Pemberian Nama
Nama adalah ciri atau tanda, maksudnya adalah orang yang diberi nama dapat mengenal dirinya atau dikenal oleh orang lain. Dalam Al-Qur’anul Kariim disebutkan;
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَل لَّهُ مِن قَبْلُ سَمِيًّا (7) سورة مريم
“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia” (QS. Maryam: 7).
Dan hakikat pemberian nama kepada anak adalah agar ia dikenal serta memuliakannya. Oleh sebab itu para ulama bersepakat akan wajibnya memberi nama kapada anak laki-laki dan perempuan 1). Oleh sebab itu apabila seseorang tidak diberi nama, maka ia akan menjadi seorang yang majhul (=tidak dikenal) oleh masyarakat. Waktu Pemberian Nama Telah datang sunnah dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang waktu pemberian nama, yaitu:
a) Memberikan nama kepada anak pada saat ia lahir.
b) Memberikan nama kepada anak pada hari ketiga setelah ia lahir.
c) Memberikan nama kepada anak pada hari ketujuh setelah ia lahir.
Pemberian Nama Kepada Anak Adalah Hak (Kewajiban) Bapak. Tidak ada perbedaan pendapat bahwasannya seorang bapak lebih berhak dalam memberikan nama kepada anaknya dan bukan kepada ibunya. Hal ini sebagaimana telah tsabit (=tetap) dari para sahabat radhiallahu ‘anhum bahwa apabila mereka mendapatkan anak maka mereka pergi kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam agar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nama kepada anak-anak mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan bapak lebih tinggi daripada ibu.
Nasab Anak Kepada Bapak Bukan Kepada Ibu
Sebagaimana hak memberikan nama kepada anak, maka seorang anakpun bernasab kepada bapaknya bukan kepada ibunya, oleh sebab itu seorang anak akan dipanggil: Fulan bin Fulan, bukan Fulan bin Fulanah. Allah Ta’ala berfirman:
ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ (5) سورة الأحزاب
Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka…” (QS. Al-Ahzab: 5)
Oleh karena itu manusia pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama bapak-bapak mereka: Fulan bin fulan. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam 2).
Memilih Nama Terbaik Untuk Anak Kewajiban bagi seorang bapak adalah memilih nama terbaik bagi anaknya, baik dari sisi lafadz dan maknanya, sesuai dengan syar’iy dan lisan arab. Kadangkala pemberian nama kepada seorang anak baik adab dan diterima oleh telinga/pendangaran akan tetapi nama tersebut tidak sesuai dengan syari’at. Tata Tertib Pemberian Nama Seorang Anak
1. Disukai Memberikan Nama Kepada Seorang Anak Dengan Dua Suku Kata, misal Abdullah, Abdurrahman. Kedua nama ini sangat disukai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana diterangkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud dll. Kedua nama ini menunjukkan penghambaan kepada Allah Azza wa Jalla.
Dan sungguh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan nama kepada anak pamannya (Abbas radhiallahu ‘anhu), Abdullah radhiallahu ‘anhuma. Kemudian para sahabat radhiallahu ‘anhum terdapat 300 orang yang kesemuanya memiliki nama Abdullah.
Dan nama anak dari kalangan Anshor yang pertama kali setelah hijrah ke Madinah Nabawiyah adalah Abdullah bin Zubair radhiallahu ‘anhuma.
2. Disukai Memberikan Nama Seorang Anak Dengan Nama-nama Penghambaan Kepada Allah Dengan Nama-nama-Nya Yang Indah (Asma’ul Husna), misal: Abdul Aziz, Abdul Ghoniy dll. Dan orang yang pertama yang menamai anaknya dengan nama yang demikian adalah sahabat Ibn Marwan bin Al-Hakim.
Sesungguhnya orang-orang Syi’ah tidak memberikan nama kepada anak-anak mereka seperti hal ini, mereka mengharamkan diri mereka sendiri memberikan nama anak mereka dengan Abdurrahman sebab orang yang telah membunuh ‘Ali bin Abi Tholib adalah Abdurrahman bin Muljam.
3. Disukai Memberikan Nama Kepada Seorang Anak Dengan Nama-nama Para Nabi.
Para ulama sepakat akan diperbolehkannya memberikan nama dengan nama para nabi.
Diriwayatkan dari Yusuf bin Abdis Salam, ia berkata:”Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nama kepadaku Yusuf” (HR. Bukhori –dalam Adabul Mufrod-; At-Tirmidzi –dalam Asy-Syama’il-). Berkata Ibnu Hajjar Al-Asqolaniy: Sanadnya Shohih.
Dan seutama-utamanya nama para nabi adalah nama nabi dan rasul kita Muhammad bin Abdillah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Para ulama berbeda pendapat tentang boleh atau tidaknya penggabungan dua nama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan nama kunyahnya, Muhammad Abul Qasim. Berkata Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah:”Dan yang benar adalah pemberian nama dengan namanya (yakni Muhammad, pent) adalah boleh. Sedangkan berkunyah dengan kunyahnya adalah dilarang dan pelarangan menggunakan kunyahnya pada saat beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup lebih keras dan penggabungan antara nama dan kunyah beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam juga terlarang”4).
4. Memberikan Nama Kepada Seorang Anak Dengan Nama-nama Orang Sholih Dari Kalangan Kaum Muslimin. Telah tsabit dari hadits Mughiroh bin Syu’bah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda:
أنهم كانوا يسمون بأسماء أنبيائهم والصالحين (رواه مسلم).
“Sesungguhnya mereka memberikan nama (pada anak-anak mereka) dengan nama-nama para nabi dan orang-orang sholih” (HR. Muslim). Kemudian para sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah penghulunya orang-orang sholih bagi umat ini dan demikian juga orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari akhir.
Para sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memandang bahwa hal ini adalah baik, oleh karena itu sahabat Zubair bin ‘Awan radhiallahu ‘anhu memberikan nama kepada anak-anaknya –jumlah anaknya 9 orang- dengan nama-nama sahabat yang syahid pada waktu perang Badr, missal: Abdullah,’Urwah, Hamzah, Ja’far, Mush’ab, ‘Ubaidah, Kholid, ‘Umar, dan Mundzir.
Syarat-syarat Dalam Pemberian Nama
a. Nama tersebut menggunakan bahasa arab.
b. Nama tersebut dibangun dengan makna yang baik secara bahasa dan syari’at. Oleh karenanya dengan adanya syarat ini tidak boleh menggunakan nama-nama yang haram atau makruh baik dalam segi lafadz ataupun maknanya. Oleh karena itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam merubah nama-nama yang jelek menjadi nama-nama yang baik dari segi lafadz dan maknanya.
Nama-nama yang Diharamkan
a. Kaum muslimin telah bersepakat terhadap haramnya penggunaan nama-nama penghambaan kepada selain Allah Ta’ala baik dari matahari, patung-patung, manusia atau selainnya, missal: Abdur Rasul (=hambanya Rasul), Abdun Nabi (=hambanya Nabi) dll. Sedangkan selain nama Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, misal: Abdul ‘Izza (=hambanya Al-‘Izza (nama patung/berhala), Abdul Ka’bah (=hambanya Ka’bah), Abdus Syamsu (=hmabanya Matahari) dll.
b. Memberi nama dengan nama-nama Allah Tabaroka wa Ta’ala, misal: Rahim, Rahman, Kholiq dll.
c. Memberi nama dengan nama-nama asing atau nama-nama orang kafir.
d. Memberi nama dengan nama-nama patung/berhala atau sesembahan selain Allah Ta’ala, misal: Al-Lat, Al-‘Uzza dll.
e. Memberi nama dengan nama-nama asing baik yang berasal dari Turki, Faris, Barbar dll.
f. Setiap nama yang memuji (tazkiyyah) terhadap diri sendiri atau berisi kedustaan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
إن أخنع إسم عند الله رجل تسمى ملك الأملاك (رواه البخاري؛ مسلم).
“Sesungguhnya nama yang paling dibenci oleh Allah adalah seseorang yang bernama Malakul Amlak (=rajanya diraja)” (HR. Bukhori; Muslim).
g. Memberi nama dengan nama-nama Syaithon, misal: Al-Ajda’ dll.
Nama-nama Yang Dimakruhkan
a. Dimakruhkan memberi nama anak dengan nama-nama orang fasiq, penzina dll.
b. Dimakruhkan memberi nama anak dengan nama perbuatan-perbuatan jelek atau perbuatan-perbuatan maksiat.
c. Dimakruhkan memberi nama anak dengan nama para pengikut Fir’un, misal: Fir’un, Qarun, Haman.
d. Dimakruhkan memberi nama anak dengan nama-nama hewan yang telah dikenal akan sifat-sifat jeleknya, misal: Anjing, keledai dll.
e. Dimakruhkan memberi nama anak dengan Ism, mashdar, atau sifat-sifat yang menyerupai terhadap lafzdz “agama” (الدين) , dan lafadz “Islam” (الإسلام), misal: Nurruddin, Dliyauddin, Saiful Islam dll.
f. Dimakruhkan memberi nama ganda5), misal: Muhammad Ahmad, Muhammad Sa’id dll.
g. Para ulama memakruhkan memberi nama dengan nama-nama surat dalam Al-Qur’an, misal: Thoha, Yasin dll. Jalan Keluar Dari Pemberian Nama-nama Yang Diharamkan Dan Yang Dimakruhkan Jalan keluar dari kedua hal ini adalah merubah nama-nama tersebut dengan nama-nama yang disukai (mustahab) atau yang diperbolehkan secara syar’i. Dan untuk merubah nama ini kita dapat mendatangi kementrian/depertemen yang mengurusi masalah ini. 6)
Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam merubah nama-nama yang mengandung makna kesyirikan kepada Allah kepada nama-nama Islamiy, dari nama-nama kufur kepada nama-nama imaniyah.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhaiallahu ‘anha, ia berkata:
كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يغير الإسم القبيح إلى الإسم الحسن (رواه الترمذي).
“Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam merubah nama-nama yang jelek menjadi nama-nama yang baik” (HR. AT-Tirmidzi).
Demikianlah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam merubah nama-nama yang jelek dengan nama-nama yang baik, seperti beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam merubah nama Syihab menjadi Hisyam dll. Demikian juga kita mesti merubah nama-nama yang buruk menjadi nama-nama yang baik, misal: Abdun Nabi menjadi Abdul Ghoniy, Abdur Rasul menjadi Abdul Ghofur, Abdul Husain menjadi Abdurrahman dll.
Maraji’: Tasmiyah Al-Maulud, karya: Asy-Syaikh Bakr Abdullah Abu Zaid
Catatan Kaki:
1) Marotib Al-Ijma’, hal: 154. Oleh Ibn Hazm.
2) Lihat Shahih Bukhori, bab: Maa Yad’u An-Naas Bi abaihim.
3) Lihat Syarh Shahih Muslim 8/437. Imam An-Nawawi rahimahullah; Marotib Al-Ijma’, hal: 154-155.
4) Zaadul Ma’ad, 2/347. Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah.
5) Maksudnya adalah memberikan nama anak dengan dua nama, yang mana nama tersebut terdapat dalam satu orang. Misal Muhammad Ahmad, nama Muhammad dan Ahmad dimiliki oleh satu orang, dan Ahmad bukanlah nama bapaknya,pent.
6) Untuk di sini (Kuwait) kita dapat mendatangi Mahkamah,pent.
abdurrahman. wordpress. com/2007/08/27/etika-memberi-nama-anak-dalam-islam/ sumber: www. darussalaf. or. id, penulis: Abu Muhammad Abdurrahman Sarijan
Berikut ini nama nama yang baik untuk anak anda yang baru lahir
Nama untuk bayi laki laki :
Aid, yang Kembali
Abbas, Paman Nabi2
Abdul Alim, Hamba yang Maha Tahu
Abdul Ally, Hamba yang Maha Tinggi
Abdul Azhim, Hamba yang Maha Agung
Abdul Aziz, Hamba yang Maha Kuat
Abdul Bari, Hamba yang Maha Pencipta
Abdul Basits, Hamba yang Maha Meluaskan
Abdul Fatah, Hambata yang Maha Membuka Rizki
Abdul Ghaffar, Hamba yang Maha Pengampun
Abdul Ghani, Hamba yang Mahakaya
Abdul Hadi, Hamba yang Maha Memberi Petunjuk
Abdul Hafizh, Hamba yang Maha Menetapkan Hukum
Abdul Hakim, Hamba yang Maha Bijaksana
Abdul Halim, Hamba yang Maha Lembut
Abdul Hamid, Hamba yang Maha Terpuji
Abdul Haq, Hamba yang Maha Benar
Abdul Hasib, Hamba yang Maha Penghitung
Abdul Jabar, Hamba yang Mahaperkasa
Abdul Jalil, Hamba yang Mahaluhur
Abdul Karim, Hamba yang Maha Pemurah
Abdul Khaliq, Hamba yang Maha Pencipta
Abdul Latief, Hamba yang Maha Lembah-lembut
Abdul Majid, Hamba yang Maha Mulia
Abdul Matin, Hamba yang Maha Perkasa
Abdul Mu’iz, Hamba yang maha Pemberi Kemuliaan
Abdul Muhaimin, Hamba yang Maha Penjaga
Abdul Muhsin, Hamba yang Maha Baik
Abdul Qadir, Hamba yang Maha Kuasa
Abdul Qahhar, Hamba yang Maha Penakluk
Abdul Quddus, Hamba yang Maha suci
Abdul Wahhab, Hamba yang Maha Pemberi
Abdul Wahid, Hamba yang Maha esa
Abdullah, Hamba Allah
Abdun Nasir, Hamba yang Maha Penolong
Abdur Rauf, Hamba yang Maha Pengasih
Abdur Rafi, Hamba yang Maha Pengangkat
Abdur Rahim, Hamba yang Maha Penyayang
Abdur Rahman, Hamba yang Maha Pengasih
Abdur Rasyid, Hamba yang Maha pandai
Abdur Rauf, Hamba yang Maha Penyayang
Abdur Razaq, Hamba yang Maha Memberi Rizki
Abdus Salam, Hamba yang Maha Sejahtera
Abdus Shabir, Hamba yang Maha Penyabar
Abdus Syakur, Hamba yang Maha Berterima kasih
Abdut Tawwab, Hamba yang Maha Penerima
Abid, Ahli Ibadah
Adib, Beradab
Adil, Yang Adil
Adnan, Mendiami, menempati
Ady, Kaum yang bersiap perang
Afif, Selamat dari Kehinaan
Ahmad, Memuji
Ali, Nama Khalifah keempat
Alif, Lemah Lembuh
Alim, Pandai
Allam, Banyak Ilmu
Alwan, Tinggi
Aly, Mulia
Amin, yang dapat dipercaya
Amir, Raja, Pemimpin
Ammar, Kuat imannya
Amru, Kehidupan
Anis, Ramah
Anwar, Bercahaya
Aqil, Paham
Arif, Yang tahu
Arkan, Kemuliaan
As’ad, Lebih Bahagia
Ashim, Yang memelihara Diri
Asyam, Pemimpin yang Mulia
Asyraf, lebih Mulia
Asyur, Hari ke-10 Bulan Muharam
Atha, Rizki
Athif, Orang yang lemah lembut
Atiq, Mulia
Ayub, Nama Nabi
Azhar, bercahaya
Aziz, yang perkasa
Azzam, berkemauan keras
Badar, Bulan Purnama
Badrani, 2 bulan Purnama
Bahij, yang cerita, tampan, pemandangan yang elok
Bahir, yang mengalahkan
Bahy, Tampan dan bermata indah
Bandar, Pelabuhan
Bari’, Terjaga dari perbuatan dosa dan aib
Barraq, Berkilauan
Basil, Pemberani
Basman/Bassam, yang banyak senyum
Basyir, berita gembira
Bilal, Nama sahabat
Burhan, Penjelasan
Daffa’, Banyak memiliki pertahanan diri
Dany, Dekat
Daris, Pembaca
Darwisy, Yang banyak beribadah
Dary, Arif bijaksana
Daud, Nama Nabi
Dhahy, Tempat yang terang
Dhaif, Tamu
Dhawy, Bersinar
Dhafi, yang lebar rambutnya
Daifullah, Tamu Allah
Dhiya, Sinar/Cahaya
Dzahab, emas
Dzakir, yang kuat daya ingatnya
Dzakwan, Sangat cerdas
Dzaky, cerdas, pandai
Dzamar, sesuatu yang harus dipertahankan
Dzikra, Peringatan
Fadhal, kebaikan
Fadhil, Yang berbudi
Fadi, Yang menebus
Fadlal, Keutamaan
Fadlil, Yang Utama
Faishal, Hakim
Fakhir, Bagus
Falih, Lurus
Fallah, Kemenangan
Farhan, Kesenangan / kebahagiaan
Fari’, Perawakan tinggi
Farid, satu-satunya, tiada bandingnya
Faris, Pemburu
Farras, Cerdas
Farruq, Yang membedakan antara hak dan batil
Fathin, Cerdas
Fatih, Penakluk
Fauzan, Keberuntungan
Fawa, Kemenangan / Keberhasilan
Fuad, Hati
Ghali/Ghaly, Mahal / Berharga
Ghalib, yang menang
Habib, Yang terkasih
Hadi, Yang menunjukkan
Hadzal, Yang berjalan dgn cepat
Hafizh, Penghafal
Haidar, Pemberani
Hajid, Orang yang bertahajjud
Hakam, Hakim yang bijaksana
Halim, Lembut dan sabar
Hamdan, yang banyak pujian
Hamid, yang bersyukur
Hammad, yang banyak bersyukur
Hanif, yang lurus dalam beragama
Harun, Nama Nabi
Hasan, Baik
Hasib, Bangsawan
Hasyid, Orang yg selalu siap
Hasyim, Yang memecahkan perkara
Hatim, Mengadili
Hazim, berkemauan keras
Hibban, yang dikasihi
Hilal, Bulan Sabit
Hilmy, Penyabar/Pemurah
Hisyam, Kebaikan
Hud, Nama Nabi
Humam, Pemberani
Husain, sangat baik
Husam, Pedang yang tajam
Huwaidi, Yang mempunyai Sifat menakjubkan
Ibrahim, Nama Nabi
Imam, Teladan / Pemimpin
Isa, Nama Nabi
Ismail, Nama Nabi
Jalal, Orang besar yang dihormati
Jalil, Memiliki kekuasaan yang besar
Jamal, Keindahan
Jamaluddin, Keindahan agama
Jamil, yang baik
Jauhar, Permata
Jibran, Perintah
Jihad, Perjuangan
Kamal, Kesempurnaan / kelengkapan
Kamil, yang sempurna / lengkap
Karom, Kehormatan / Kemuliaan
Karim, yang terhormat
Kasib, Orang yang beruntung
Katib, Penulis
Khairi, Kebaikan
Khairullah, kebaikan Allah
Khalid, Kekal / Abadi
Khalifah, Pemimpin
Khalil, Teman karib
Khalish, Murni, bersih
Khatib, orang yang menyampaikan Khutbah
Luqman, Jalan terang
Lutfhi, Kehalusanku, kelembutanku
Mabruk, diberkahi
Mahbub, yang dicintai
Mahdy, yang mendapat hidayah
Mahfuzh, yang dijaga, dipelihara
Mahir, pandai
Mahmud, yang terpuji
Majid, yang baik
Malik, Raja / Yang memiliki
Maqbul, Diterima
Marjan, Batu Mutiara
Marzuq, yang memperoleh Rizky
Mas’ud, yang dianugerahi kebahagiaan
Masyurm Terkenal
Mathar, Hujan
Mauhub, yang dianugerahi
Miqdad, Orang yang mencegah kemungkaran
Mu’adz, Nama sahabat
Mubarak, Yang diberkahi
Muhajir, Orang yang berhijrah
Muhammad, Nama Nabi
Muhsin, yang berbuat baik
Mujahid, Pjuang
Mukhtar, Pilihan
Mukmin, Orang yang beriman
Mumtaz, Istimewa
Munir, bercahaya
Murad, Maksud
Mursyid, Penunjuk jalan
Mushlih, orang yang melakukan perbaikan
Muslim, orang Islam
Musthafa, Pilihan
Nabil, Terhormat
Nafal, Pemberian
Nafis, berharga
Najib, Mulia
Nashir, Yang menolong
Nasrullah, Pertolongan Allah
Naufal, Pemberian
Nayif, tinggi
Nazhim, Pengarang Puisi
Nazhir, yang memberi peringatan
Nibras, Pemberani
Nu’man, Yang memiliki kenikmatan
Nuh, Nama Nabi
Nuruddin, Cahaya Agama
Nuzhmi, jamaah, golongan
Qashid, yang menuju pada kemudahan
Qasim, yang membagi
Gatadah, Nama sahabat
Ra’if, sangat penyayang
Ra’uf, memiliki banyak kasih sayang
Rabbah, yang sangat beruntung
Rafi’, Kedudukan yang tinggi & mulia
Raihan, Rizky
Rajab, Bulan Rajab
Ramadhan, Bulan Ramadhan
Ramiz, Yang merumuskan
Ramy, Bintang
Ramzi, Rumus
Ramzy, yang dapat disimbolkan
Rasul, Utusan
Rasyad, Petunjuk / Istiqamah
Rasyid, Petunjuk
Rasyiq, Tangkas, Gesit
Ratib, yang tetap
Ridhwan, Kepuasan, menerima
Riyadh, Taman
Rusydi, Petunjuk
Sa’id, Senang / Bahagia
Safar, berpergian
Sahir, yang berjaga diwaktu malam
Saif, pedang
Sajid, orang yang sujud kepada Allah
Salam / Salim, Selamat
Salman, nama sahabat
Sami, Luhur / Tinggi
Samir, Siang dan Malam
Sayyid, Pemuka / Pemimpin
Shabir / Shabri, Yang sabar / kesabaran
Shadiq, teman
Shafy, sahabat karib
Shahib, sahabat
Shamid, teguh / tegar
Shiddiq, yang jujur
Sidqi, kejujuran
Siraj, lentera / Lampu
Su’ud, keberuntungan
Sulaiman, nama Nabi
Sulthan, Kekuasaan
Sya’ban, Bulan Sya’ban
Syaddad, yang kuat
Syafi, yang menyembuhkan
Syafi’, penolong / perantara
Syahid, orang yg meninggal fi sabilillah
Syakir, yang bersyukur
Syarif, yang mulia
Tamim, sempurna keadaannya
Tamir, banyak rizki dan kebaikan
Tamman, sempurna
Taufiq, petunjuk
Thaha, Nama surat dalam Al Qur’an
Thariq, Jalan
Thayyib, Baik
Tsani, yang kedua
Tsaqif, yang pandai
Umar, Nama Khalifah yang kedua
Umran, Kemakmuran
Utsman, Nama Khalifah ketiga
Wadud, yang dicintai
Wafi, yang melaksanakan / yang memenuhi (janji)
Wahid, satu-satunya
Wali, yang mencintai
Walid, yang dilahirkan
Washil, yang menghubungkan
Wasim, yang berwajah bagus
Ya’qub, Nama Nabi
Yafi, Lincah
Yahya, Nama Nabi
Yasir, Mudah / gampang
Yazid, lebih
Yunus, Nama Nabi
Yusuf, Nama Nabi
Zaghlul, cepat & ringan
Zahran, berkilau
Zahy, Wajah yang Elok
Zaky, Suci
Zakariya, Nama Nabi
Zhafar, kemenangan
Zhafir, yang menang / yang beruntung
Zhahir, yang tampak, yang nyata
Zuhair, yang bersinar
Nama untuk bayi perempuan
A’idah, Anugrah
Adzra’, Perawan
Afifah, yang menjaga kesucian diri
Aisyah, Istri nabi
Aliyah, tinggi
Alya’, langit
Aminah, yang terpercaya
Amirah, Pemimpin
Anisah, gadis perawan / lemah lembut
Aqilah, Terhormat, pandai
Arij, Harum
Asahy, warna-warni
Ashimah, yang menjaga
Asilah, yang berbuat baik
Asma, Unggul
Athifah, kasing sayang
Athirah, yang harum
Atikah, jernih
Atiqah, cantik
Azhar, Bunga2
Azizah, yang mulia
Badriyyah, malam rembulan
Balqis, Ratu negeri saba’
Basamah, tersenyum
Basimah, yang tersenyum
Dalilah, bukti
Daliyah, yang menunjukkan
Danah, Batu mulia
Dananir, Dinar
Daulah, Negara
Dunya, Dunia
Dien, agama
Dhaifa, tamu
Dhafiyah, mewah
Dinah, taat
Diyanah, Agama
Durah, mutiara
Dzahabiyyah, yang memiliki sifat emas
Dzakirah, yang berzikir
Dzakiyyah, cerdas
Dzikra, peringatan
Fa’izah, yang beruntung
Fadhilah, keistimewaan
Fadiyah, yang terlindungi
Faidah, Manfaat
Fairuz, Batu mulia
Farah, senang
Farhah, keceriaan
Faridah, tiada bandingnya
Fathimah, Putri Nabi
Fathinah, cerdas
Fathiyyah, Kemenangan
Fatin, yang menakjubkan
Fauziyyah,yang beruntung
Fikriyyah, berfikir
Firdaus, taman surga
Gaitsa’, awan turunnya hujan
Ghaniyyah, wanita kaya
Ghaniyah, wanita penyenandung
Ghazalah, matahari terbit
Habibah, yang tercinta
Hadiyah, hadiah
Hafizhah, pemelihara
Hajar, Istri nabi Ibrahim AS
Hajir, yang berhijrah
Hajirah, yang berhijrah
Hakimah, yang bijaksana
Halimah, yang lebih, sabar
Hamamah, merpati
Hamidah, Yang memuji
Hana’, suka cita
Hanan, Kasih sayang
Hamsah, suara pelan
Hanin, kasih sayang
Haniyah, lemah lembut
Hasanah, kebaikan
Hasibah, keturunan terpandang
Hasna’, kebaikan, cantik
Hasyimiyyah, yang mulia
Haura’, putih kulitnya
Haya, Puteri
Hazimah, keteguhan hati
Husna, kelembutan
Husniyah, yang baik
Hiwaidah, yang menakjubkan, kelembutan
Inas, baik hati
Inayah, tuntunan
Izah, kemuliaan
Ja’izah, hadiah
Jahra’, memiliki pipi yang indah
Jaida’, kebaikan
Jalilah, terhormat
Jamilah, yang indah
Jauzah, bintang
Jawahir, permata
Jihan, menjadikan terhormat
Juwairiyyah, istri nabi
Kadziyah, bunga yang harum
Kaltsum, cantik
Kamilah, sempurna
Karamah, kemuliaan
Karimah, Mulia
Kautsar, telaga surga
Kazhimah, sanggup menahan amarah
Khadijah, istri nabi
Khairiyah, baik
Khalishah, murni
Khaznah, harta yang disimpan
Labibah, cerdas
Lahfah, kerinduan
Laila, malam gelap
Luthfiyyah, halus
Mahabbah, kecintaan
Mahdiyyah, yang mendapat hidayah
Mahirah, pandai
Maimunah, yang beruntung
Mariyah, wajah yang berseri-seri
Marjanah, sebutir mutiara
Marmarah, baru marmer
Maryam, ibu Nabi Isa
Masarrah, kegembiraan
Mauhibah, anugrah
Mawaddah, kasih sayang
Mubarakah, diberkahi
Mufidah, yang berfaidah
Muhdiyah, yang menunjukkan
Mujahidah, pejuang
Mukminah, yang beriman
Munirah, yang terang
Murada, yang dicintai
Na’ilah, karunia
Nabilah, mulia
Nada, menyeru
Nadiyah, yang menyeru
Nafi’ah, bermanfaat
Nafisah, kaya raya
Nagmah, suara merdu
Najah, sukses
Nadjah, keberanian
Najiyah, selamat
Najlah’, yang lebar matanya
Najmah, bintang
Najwa, rahasia
Nasamah, pembebasan
Nashirah, mendapat pertolongan dan menang
Nazhimah, kumpulan mutiara
Nazihah, terhindar dari hal-hal buruk
Nihayah, penutur
Nujud, cerdik
Nur, Cahaya
Nuwayyar, yang bercahaya
Qamariyyah, Nama bunga
Qasimah, cantik
Qiladah, kalung
Qismah, bagian
Ra’idah, pemandu
Rafi’ah, yang tinggi
Rafidah, yang diberi pertolongan
Rafiqah, Istri
Raghdah, damai
Rahaf, halus
Rahimah, penyayang
Rahmah, rahmat
Raihanah, wanita yang baik jiwanya
Raim, bukit
Raima, selama
Rajwa, permohonan
Raniyah, yang memandang dengan terpesona
Rasikhah, tegar, kuat
Rasyidah, yang matang fikirannya
Raudhah, taman
Rifqah, himpunan
Sa’adah, kebahagiaan
Sa’idah, yang senang
Sahilah, yang sangat mudah
Sahirah, rembulan
Sajidah, yang banyak bersujud
Sakinah, tenang
Salimah, selamat
Sallamah, yang menyelamatkan
Salma, selamat
Salsabil, mata air surga
Salwa, nama burung, madu
Samar, sinar rembulan
Samirah, siang dan malam
Samiyah, luhur
Samra’, warna coklat
Sarah, Istri nabi Ibrahim
Sayyidah, Nyonya
Shabah, waktu pagi
Shabihah, wajah yang berseri-seri
Shada, gema
Shadiqah, yang jujur
Shafa, kejernihan
Shalihah, wanita yang shaleh
Shiba, kerinduan
Suhailah, mudah
Sulthanah, pemimpin wanita
Syarifah, yang mulia
Syukriyyah, kesyukuran
Tahani, selamat
Tamimah, perlindungan
Thallah, cantik
Thayyibah, yang baik
Tsamirah, yang berbuah
Tumamah, kesempurnaan
Ulfah, ramah tmah
Ulya, yang luhu
Umu Kultsum, Nama Puteri Nabi
Unsyudah, syair yang berkumandang
Wahidah, satu-satunya
Waliyah, yang mencitai
Wardah, bunga mawar
Wasimah, Berwajah cantik
Yamamah, merpati
Yasamin/yasaminah, Bunga melati
Zahirah, bercahaya
Zahrah, bunga
Zahwah, membanggakan
Zainab, istri nabi
Zainah, yang indah
Zakiyah, Suci
Zhafirah, yang beruntung
Zhahirah, penolong,
sumber : http://diko6178.wordpress.com/islami/kumpulan-nama-nama-bayi/
Mau Yang HOT HOT
Langganan:
Postingan (Atom)